Langsung ke konten utama

LANGKAH-LANGKAH METODOLOGI ILMU PENGETAHUAN


Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat
Dosen pengampu : Ahmad Muzzakil Anam, M.Pd.I.


Di susun oleh :
1.      Muhamad Abdul Faza            (63020160149)
2.      Muhammad Hanif Fitriyan     (63020160153)
3.      Lailatuk Nafiah                       (63020160154)


S1 EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA
2017


KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmad, tauhid, hidayah, dan inayah Nya sehingga kami dapat menyusun makalah Filsafat Ilmu dengan judul “Langkah-Langkah Dalam Metodologi Ilmu Pengetahuan” dengan baik. Tidak lupa sholawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan safaat nya di Yaumul Akhir nanti.
Makalah ini yang berisikan tentang Langkah-Langkah Dalam Metodologi Ilmu Pengetahuan yang baik dan benar, kami persembahkan kepada para pembaca semua, semoga dapat dimanfaatkan dengan baik. Penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik dari segi isi maupun penulisan. Oleh sebab itu kritik dan saran sangat kami nantikan dari para pembaca.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah melancarkan dalam penyusunan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb




Salatiga,21 Novembr 2017



penulis




BAB 1

PENDAHULUAN

1.1          Latar Belakang

Metodologi Merupakan bagian epistimologi yang mengkaji prihalututan langkah-langkah yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri ilmiah. Metodologi juga dapat di pandang sebagai bagian dari logika yang mengkaji kaidah penalaran dengan tepat.
Pada dasarnya di dalam ilmu pengetahuan dalam bidang dan disiolin apapun, baik ilmu sosial maupun ilmu-ilmu alam masing-masing menggunakan metode yang sama. Jika ada perbedaan, maka hal itu tergantung pada jenis, sifat, dan bentuk objek mtrial dan objek formal yang tercakup di dalamnya pendekatan (appraoch), sudut pandang (point of view), dan ruang lingkup masing-masing disiplin tadi.
Saat kita menjerumus membicarakan tentang sebuah metodologi, maka hal yang tak kalah pentingnya adalah asumsi-asumsi yang menjadi latarbelakangi dari berbagai metode yang dipergunakan dalam aktifitas ilmiah. Asumsi-asumsi yang dimaksud adalah pendirian atau sikap yang akan dikembangkan para ilmuwan di dalam kegiatan ilmiah mereka. Untuk memahami prinsip-prinsip metodologi dalam filsafat, perlu dibahas tentang pengertian metodologi, langkah-langkah dan unsur-unsur metodologi, serta beberapa pandangan tentang prinsip metodologi dari para filsuf.

1.2          Rumusan Masalah

1.      Apakah Definisi Metodologi ?
2.      Apakah Definisi Metodologi Ilmun Pengetahuan?
3.      Apasaja Metode-Metode Untuk Memperoleh Ilmu Pengetahuan?
4.      Apa Saja Unsur Yang Ada Didalam Metodologi Ilmu Pengetahuan?
5.      Bagaimana Langkah-Langkah Dalam Metodologi Ilmu Pengetahuan?

1.3          Tujuan

1.        Untuk Mengetahui Definisi Ilmu Pengetahuan
2.        Untuk Mengetahui Unsur Yang Ada Didalam  Metodologi Ilmu Pengetahuan.
3.        Untuk Mengetahui Langkah-Langkah Dalam Metodologi Ilmu Pengetahuan


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1     Definisi Metodologi

Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metodologi bisa diartikan ilmu yang membicarakan tentang metode-metode. Kata metode berasal dari bahasa yunani methodos, sambungan kata depan meta (menuju, melalui, mengikuti, sesdah) dan kata benda hodos (jalan, perjalanan, cara, arah) kata methodos sendiri lalu berarti: penelitian, metode ilmiah, hipotesis ilmiah, uraian ilmiah. Metode ialah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu.
Pengertian metode berbeda dengan metodologi. Metode adalah suatu jalan, petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis, sehingga memiliki sifat yang praktis. Adapun metodologi disebut juga science of methodos, yaitu ilmu yang membicarakan cara, jalan atau petunjuk praktis dalam penelitian, sehingga metodologi penelitian membahas konsep teoritis berbagai metode. Dapat pula dikatakan bahwa metodologi penelitian adalah membahas tentang dasar-dasar filsafat ilmu dari metode penelitian, karena metodologi belum memiliki langkah-langkah praktis, adapun derevasinya adalah pada metode penelitian. Bagi ilmu-ilmu seperti sosiologi, antropologi, politik, komunikasi, ekonomi, hukum, serta ilmu-ilmu kealaman, metodologi adalah merupakan dasar-dasar filsafat ilmu dari suatu metode, atau dasar dari langkah praktis penelitian.[1]
Metode bisa dirumuskan suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin bidang studi untuk mencapai suatu tujuan. Adapun metodologi adalah pengkajian mengenai model atau bentuk metode, aturan yang harus dipakai dalam kegiatan ilmu pengetahuan. Jika dibandingkan antara metode dan metodologi, maka metodologi lebih bersifat umum dan metode lebih bersifat khusus. Dengan kata lain dapat dipahami bahwa metodologi bersangkutan dengan jenis, sifat dan bentuk umum mengenai cara-cara, aturan dan patokan prosedur jalannya penyelidikan, yang mengambarkan bagaimana ilmu pengetahuan harus bekerja. Adapun metode adalah cara kerja dan langkah-langkah khusus penyelidikan secara sistematik menuut metodoogi itu, agar tercapai suatu tujuan, yaitu kebenaran ilmiah.

2.2     Definisi Metodologi Ilmu Pengetahuan

Metodologi adalah pengkajian mengenai model atau bentuk metode-metode, aturan-aturan yang harus dipakai dalam kegiatan ilmu pengetahuan. Metode ilmiah yang digunakan mempunyai latar belakang yaitu pengetahuan. Dengan metode ilmiah akan diperoleh pengetahuan yang kebenarannya dapat diandalkan, sebab metode ilmiah menurut urutan kerja objektif, sistematik, dan rasional. Metode ilmiah sendiri harus berdasarkan fakta, bebas dari prasangka, mengembangkan analisis, menghasilkan solusi untuk menyelesaikan masalah, dan menghasilkan keputusan yang objektif.

2.3     Metode-Metode Untuk Memperoleh Ilmu Pengetahuan

Ada beberapa metode-metode dalam memperoleh ilmu pengetahuan diantara sebagai berikut[2] :
a.       Empirisme
Adalah metode yang cenderung menggunakan pola pikir induktif, yang bergerak dari hl-hal yang khusus kepada hal-hal yang umum, dengan cara menerima bermacam-macam metode yang lazim digunakan serta menguraikan dan membandingkan, serta ditemui corak-corak yang umum.
b.      Rasionalisme
Rasionalisme berpendirian, sumber pengetahuan terletak pada akal. Bukan karena rasionalisme mengingkari nilai pengalaman, malainkan pengelaman paling-paling dipandang sebagai sejenis perangsang bagai pikiran.
c.       Metode ilmiah
Metode ilmiah mengikuti prosedur-prosedur tertentu yang sudah  pasti dipergunakan dalam usaha memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dihadapi oleh seorang ilmuan. Perkembangan ilmu-ilmu alam merupakan hasil penggunaan secara sengaja suatu metode untuk memperoleh pengetahuan yang menggabungkan pengalaman akal sebagai pendekatan bersama, dan menambahkan suatu cara baru untuk menilai penyelesaian –penyelesaian yang disarankan.

2.4     Unsur Yang Ada Didalam Metodologi Ilmu Pengetahuan

Unsur-unsur metodologi sebagaimana telah dirumuskan oleh Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair dalam buku Metodologi Penelitian Filsafat (1994) antara lain dijelaskan sebagai berikut[3] :
a.         Interprestasi
Artinya menafsirkan, membuat tafsiran, tetapi yang tidak bersifat subjektif melainkan harus bertumpu pada eviensi objektif untuk mencapai kebenaran yang autentik. Dengan interpretasi ini diharapkan manusia dapat memperoleh pebgertian, pemahaman atau Verstehen. Pada dasarnya interpretasi berarti tercapainya pemahaman yang benar mengenai ekspresi manusiawi yang dipelajari.
b.        Induksi dan Deduksi
Dikatakan oleh Beerling, bahwa setiap ilmu terdapat penggunaan metode induksi dan deduksi, menurut pengertian siklus empiris. Siklus empiris meliputi beberapa tahapan, yakni observasi, induksi, deduksi, kajian ( eksperimentasi ) dan evaluasi. Tahapan itu pada dasarnya tidak berlaku secara berturut-turut, melainkan terjadi sekaligus. Akan tetapi, siklus ini diberi bentuk tersendiri dalam penelitian filsafat, berhubungan dengan sifat-sifat objek formal yang istimewa, yaitu manusia.
c.         Koherensi Intern
Yaitu usaha untuk memahami secara benar guna memperoleh hakikat dengan menunjukkan semua unsur structural di lihat dalam suatu struktur yang konsisten, sehingga benar-benar merupakan internal structure atau internal relation. Walaupun mungkin terdapat semacam oposisi di antaranya, tetapi unsur-unsur itu tidak boleh bertentangan satu sama lain. Dengan demikian akan terjadi suatu lingkaran pemahaman antara hakikat menurut keseluruhannya dari satu pihak dan unsur-unsurnya di pihak lain.
d.        Holistis
Yaitu tinjauan secara lebih dalam untuk mencapai kebenaran secara utuh, dimana objek dilihat dari interaksi dengan seluruh kenyataannya. Identitas objek akan terlihat bila ada korelasi dan komunikasi dengan lingkungannya. Objek (manusia) hanya dapat dipahami dengan mengamati seluruh kenyataan dalam hubungannya dengan manusia, dan manusia sendiri dalam hubungannya dengan segalanya yang mencakup hubungan aksi-reaksi sesuai dengan tema zamannya, pandangan menyeluruh ini juga disebut totalitasi, semua dipandang dalam kesinambungannya dalam satu totalitas.
e.         Kesinambungan Historis
Jika ditinjau dari perkembangannya, manusia itu adalah makhluk historis. Manusia disebut demikian karena ia berkembang dalam pengalaman dan pikiran, bersama dengan lingkungan dan zamannya. Masing-masing orang bergumul dalam relasi dengan dunianya untuk membentuk nasib sekaligus nasibnya dibentuk oleh mereka. Dalam perkembangan pribadi itu harus dapat dipahami melalui suatu proses kesinambungan. Rangkaian kegiatan dan peristiwa dalam kehidupan setiap orang merupakan mata rantai yang tidak terputus. Yang baru masih berlandaskan yang dahulu, tetapi yang lama juga mendapat arti dan relevansi baru dalam perkembangan yang lebih kemudian. Justru dalam hubungan mata rantai itulah harkat manusia yang unik dapat diselami.

f.         Idealisasi
Idealisasi merupakan proses untuk membuat ideal, artinya upaya dalam penelitian untuk memperoleh hsil yang ideal atau sempurna.
g.        Komparasi
Komparasi adalah usaha memperbandingkan sifat hakiki dalam objek penelitian sehingga dapat menjadi lebih jelas dan lebih tajam. Komparasi dapat diadakan dengan objek lain yang sangat dekat dan serupa dengan objek utama.
h.        Heuristika
Heuristika adalah metode untuk menemukan jalan baru secara ilmiah untuk memecahkan masalah. Heuristika benar-benar dapat mengatur terjadinya pembaharuan ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat memberikan kaidah yang mengaacu.
i.          Analogikal
Analogikal filsafat adalah filsafat meneliti arti, nilai dan maksud yang diekspresikan dalam fakta dan data. Dengan demikian, akan dilihat analogi antara situasi atau kasus yang lebih terbatas dengan yang lebih luas.
j.          Deskripsi
Seluruh hasil penelitian harus dapat dideskripsikan. Data yang dieksplisitkan memungkinkan dapat dipahami secara mantap.

2.5     Langkah-Langkah Dalam Metodologi Ilmu Pengetahuan

Adapun langkah-langkah dalam proses metodologi ilmu pengetahuan diantaranya sbagai berikut:
a.         Pengajuan Masalah
Langkah pertama dalam penelitian adalah mengajukan masalah. Masalah yang diajukan harus menarik, penting dan mampu untuk diteiti sesuai dengan bidang orang yang hendak meneliti serta bermanfaat untuk pengembangan teori atau bermanfaat secra praktis bagi manusia.[4] Suatu gejala baru dapat disebut masalah apabila gejala tersebut dalam situasi tertentu.
b.        Penyusunan Kerangka Teoritis
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa menyakinkan sesama ilmuan adalah alur-alur yang logis yang membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan berupa hipotesis.

c.         Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam penelitian. Oleh sebab itu maka kegiatan pertama dalam penyususnan metodologi penelitian adalah menyususn secara lengkap tujuan penelitian yang mencakup keseluruhan kesimpulan yang ditarik seperti tempat, waktu dan sebagainya. Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka kita akan dapat memilih metode penenlitian yang tepat beserta teknik pengambilan contoh dan teknik penarikan kesimpulan yang relevan. Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh dalam mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang spesifik dalam memecahkan masalah tertentu yang ditemui dalam melaksanakan prosedur. Jadi sebuah metode penelitian mencakup beberapa teknik, seperti teknik pengambilan contoh, teknik pengukuran, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis dataMetodologi penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam penelitian. Oleh sebab itu maka kegiatan pertama dalam penyususnan metodologi penelitian adalah menyususn secara lengkap tujuan penelitian yang mencakup keseluruhan kesimpulan yang ditarik seperti tempat, waktu dan sebagainya. Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka kita akan dapat memilih metode penenlitian yang tepat beserta teknik pengambilan contoh dan teknik penarikan kesimpulan yang relevan. Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh dalam mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang spesifik dalam memecahkan masalah tertentu yang ditemui dalam melaksanakan prosedur. Jadi sebuah metode penelitian mencakup beberapa teknik, seperti teknik pengambilan contoh, teknik pengukuran, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data

d.   Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat membantu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Sering kali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
e.         Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang sedikit berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmu Pengetahuan. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan. Dalam teknik pengumpulan data harus dinyatakan variable yang akan dikumpulkan, sumber data dari mana dan keterangan mengenai variabel tersebut akan didapatkan. Misalnya untuk mendapatkan data dapat melalui interview.
f.         Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derajat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian. Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri
g.        Hasil Penelitian
Dalam membahas hasil penelitian maka harus selalu diingat bahwa tujuan kita adalah membandingkan kesimpulan yang ditarik dari data yang telah dikumpulkan dengan hipotesis yang diajukan. Secara sistematik dan terarah, maka data yang telah dikumpulkan tersebut dideskripsikan, dibandingkan dan dievaluasi yang keseluruhannya diarahkan kepada sebuah penarikan kesimpulan, apakah data tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan.[5] Pada hakikatnya sebuah hasil penelitian yang baik tidak berhenti pada kesimpulan, apakah sebuah hipotesis diterima atau ditolak, melainkan dilengkapi dengan evaluasi mengenai kesimpulan tersebut. Sebuah pernyataan ilmiah yang baik selalu mengandung tingkat kepercayaan yang dimiliki pernyataan tersebut.[6] Untuk melaporkan hasil penelitian, maka secara singkat dan kronologis dan pertama diberikan deskripsi tentang variable yang diteliti yang diikuti dengan tehnik ananlis yang dipergunakan. Setelah itu hasil pengukuran dilaporkan yang kemudian dilengkapi dengan kesimpulan analisis dari data yang telah dikumpulkan. Laporan ini ditulis dalam bentuuk esei dengan kalimat-kalimat verbal yang mencakup semua pernyataan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
h.        Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Kesimpulan penelitian ini merupakan sintesis dari keseluruhan aspek penelitian. Sintesisi ini membuahkan kesimpulan yang ditopang oleh suatu kajian yang bersifat terpadu dengan meletakkan berbagai aspek penelitian dalam perspektif yang menyeluruh. Oleh karena itu, diuraikan kembali secara ringkas pernyataan-pernyataan pokok dari aspek-aspek tersebut dalam kerangka yang mengarah kepada kesimpulan. Dalam mengkaji kesimpulan penelitian ini, disebabkan sifatnya yang terpadu dan menyeluruh maka seorang peneliti meninggalkan perannya sebagai ilmuan dan beralih menjadi seorang filsuf.[7] Hal ini berarti ia harus mampu menarik kesimpulan yang utuh dari data yang bersifat terpisah dengan tidak meninggalkan sifat keilmuan. Kesimpulan penelitian ini harus tetap dipertanggungjawabkan alam kerangka teori keilmuan yang didukung oleh penemuan penelitian. Kesimpulan ini kemudian dibahas dengan jalan membandingkannya terhadap penelitian lain serta pengetahuan ilmiah yang relevan.[8]








DAFTAR PUSTAKA




[1] Surajiyo, Filsafat Ilmu, ( 2008), hlm. 90.

[2] Louis O, Kattsoff, Pengantar Filsafat, tiara wacana Yogya, Yogyakarta, 1987, hal 136
[3] Surajiyo, Filsafat Ilmu,Jakarta 2008, hlm. 90.
[4]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep dasar Kewirausahaan

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan Dosen pengampu : Nur Budiarso, M.M. Di Susun oleh : Ardria Oxfa Fatekhah             (63020160060) Muhamad Abdul Faza                         (63020160149) S1 EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA 2018 KATA PENGANATAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan KaruniaNya sehingga makalah dengan judul “ Konsep Dasar Kewirausahaan ” ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa ucapakan terimakasih kami kepada pihak –pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini baik materi maupun nonmateri.             Makalah ini kami susun dengan maksimal dengan menggunakan berbagai referensi baik berupa buku maupun media internet. Maka kami mengucapkan terimakasih kepada pengarang buku yang kami kutip yang telah memberikan banyak sumbanga

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS ISLAM

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS ISLAM DOKTER (Donat Karakter) Di susun untuk memenuhi   tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis Islam Dosen Pengampu : Endah Nur Fitriyani, S.Pd. M.M. Di susun oleh 1)         Nama         :Muhamad Abdul Faza 2)         Nim            : 63020160149 3)         Kelas         : 4D PRODI   EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISALM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA 2018 KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ ala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas Proposal pada mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis Islam dengan usaha DOKTER (Donat Karakter) . Proposal ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis Islam.. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Endah Nur Fitriyani, S.Pd. M.M. selaku dosen pengampu mata kuliah Studi Kelay

Pembayaran dan Standar Moneter Internasional

PEMBAYARAN DAN STANDAR MONETER INTERNASIONAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Moneter Islam Dosen pengampu :   Fathan Budiman, S.H.I, M.E.I. Di susun oleh : 1.       Aji Santosa                              (63020160116) 2.       Muhamad Abdul Faza                         (63020160149) Kelas   : 4E S1 EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA 2018 KATA PENGANTAR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .. ii DAFTAR ISI . iii BAB 1 PENDAHULUAN .. 1 2.1       Latar Belakang . 1 2.2       Rumusan Masalah . 1 2.3       Tujuan . 1 BAB 2 PEMBAHASAN .. 2 2.1       Pengertian Standar Moneter Internasional 2 2.2       Perkembangan Sistem Moneter Internasional 2 2.3       Beberapa Saran Mengenai Standar Moneter Internasional 3 2.4       Pengertian Pembayaran Internasional 6 2.5       Cara Pembayaran Internasional 6 2.6       Alat Pembayaran Internasional