LANGKAH-LANGKAH
METODOLOGI ILMU PENGETAHUAN
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat
Dosen pengampu : Ahmad Muzzakil Anam, M.Pd.I.
Di
susun oleh :
1.
Muhamad Abdul Faza (63020160149)
2.
Muhammad Hanif Fitriyan (63020160153)
3.
Lailatuk Nafiah (63020160154)
S1 EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA
2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb
Puji syukur
kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmad, tauhid, hidayah, dan inayah Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah Filsafat Ilmu dengan judul
“Langkah-Langkah Dalam Metodologi Ilmu Pengetahuan” dengan baik. Tidak lupa
sholawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan safaat nya di Yaumul Akhir nanti.
Makalah ini yang
berisikan tentang Langkah-Langkah Dalam Metodologi Ilmu Pengetahuan yang baik
dan benar, kami persembahkan kepada para pembaca semua, semoga dapat
dimanfaatkan dengan baik. Penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari
kekurangan, baik dari segi isi maupun penulisan. Oleh sebab itu kritik dan
saran sangat kami nantikan dari para pembaca.
Demikian yang dapat
kami sampaikan, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
melancarkan dalam penyusunan makalah ini.
Wassalamualaikum
Wr. Wb
Salatiga,21 Novembr
2017
penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Metodologi Merupakan
bagian epistimologi yang mengkaji prihalututan langkah-langkah yang ditempuh
supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri ilmiah. Metodologi juga
dapat di pandang sebagai bagian dari logika yang mengkaji kaidah penalaran
dengan tepat.
Pada dasarnya di
dalam ilmu pengetahuan dalam bidang dan disiolin apapun, baik ilmu sosial
maupun ilmu-ilmu alam masing-masing menggunakan metode yang sama. Jika ada
perbedaan, maka hal itu tergantung pada jenis, sifat, dan bentuk objek mtrial
dan objek formal yang tercakup di dalamnya pendekatan (appraoch), sudut
pandang (point of view), dan ruang lingkup masing-masing disiplin tadi.
Saat kita menjerumus membicarakan tentang sebuah metodologi,
maka hal yang tak kalah pentingnya adalah asumsi-asumsi yang menjadi
latarbelakangi dari berbagai metode yang dipergunakan dalam aktifitas ilmiah.
Asumsi-asumsi yang dimaksud adalah pendirian atau sikap yang akan dikembangkan
para ilmuwan di dalam kegiatan ilmiah mereka. Untuk memahami prinsip-prinsip
metodologi dalam filsafat, perlu dibahas tentang pengertian metodologi,
langkah-langkah dan unsur-unsur metodologi, serta beberapa pandangan tentang
prinsip metodologi dari para filsuf.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apakah Definisi Metodologi ?
2.
Apakah Definisi Metodologi
Ilmun Pengetahuan?
3.
Apasaja Metode-Metode Untuk
Memperoleh Ilmu Pengetahuan?
4.
Apa Saja Unsur Yang Ada
Didalam Metodologi Ilmu Pengetahuan?
5.
Bagaimana Langkah-Langkah
Dalam Metodologi Ilmu Pengetahuan?
1.3
Tujuan
1.
Untuk Mengetahui Definisi Ilmu
Pengetahuan
2.
Untuk Mengetahui Unsur Yang
Ada Didalam Metodologi Ilmu Pengetahuan.
3.
Untuk Mengetahui
Langkah-Langkah Dalam Metodologi Ilmu Pengetahuan
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Metodologi
Metodologi berasal dari
kata metode dan logos. Metodologi bisa diartikan ilmu yang
membicarakan tentang metode-metode. Kata metode berasal dari bahasa
yunani methodos, sambungan kata depan meta (menuju, melalui,
mengikuti, sesdah) dan kata benda hodos (jalan, perjalanan, cara,
arah) kata methodos sendiri lalu berarti: penelitian, metode ilmiah,
hipotesis ilmiah, uraian ilmiah. Metode ialah cara bertindak menurut sistem
aturan tertentu.
Pengertian metode berbeda dengan
metodologi. Metode adalah suatu jalan, petunjuk pelaksanaan atau petunjuk
teknis, sehingga memiliki sifat yang praktis. Adapun metodologi disebut
juga science of methodos, yaitu ilmu yang membicarakan cara, jalan atau
petunjuk praktis dalam penelitian, sehingga metodologi penelitian membahas
konsep teoritis berbagai metode. Dapat pula dikatakan bahwa metodologi
penelitian adalah membahas tentang dasar-dasar filsafat ilmu dari metode
penelitian, karena metodologi belum memiliki langkah-langkah praktis, adapun
derevasinya adalah pada metode penelitian. Bagi ilmu-ilmu seperti sosiologi,
antropologi, politik, komunikasi, ekonomi, hukum, serta ilmu-ilmu kealaman,
metodologi adalah merupakan dasar-dasar filsafat ilmu dari suatu metode, atau
dasar dari langkah praktis penelitian.[1]
Metode bisa dirumuskan suatu
proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang
dipakai oleh disiplin bidang studi untuk mencapai suatu tujuan. Adapun
metodologi adalah pengkajian mengenai model atau bentuk metode, aturan yang
harus dipakai dalam kegiatan ilmu pengetahuan. Jika dibandingkan antara metode
dan metodologi, maka metodologi lebih bersifat umum dan metode lebih bersifat
khusus. Dengan kata lain dapat dipahami bahwa metodologi bersangkutan dengan
jenis, sifat dan bentuk umum mengenai cara-cara, aturan dan patokan prosedur
jalannya penyelidikan, yang mengambarkan bagaimana ilmu pengetahuan harus
bekerja. Adapun metode adalah cara kerja dan langkah-langkah khusus
penyelidikan secara sistematik menuut metodoogi itu, agar tercapai suatu
tujuan, yaitu kebenaran ilmiah.
2.2
Definisi Metodologi Ilmu
Pengetahuan
Metodologi adalah pengkajian mengenai model
atau bentuk metode-metode, aturan-aturan yang harus dipakai dalam kegiatan ilmu
pengetahuan. Metode ilmiah yang digunakan mempunyai latar belakang yaitu
pengetahuan. Dengan metode ilmiah akan diperoleh pengetahuan yang kebenarannya
dapat diandalkan, sebab metode ilmiah menurut urutan kerja objektif,
sistematik, dan rasional. Metode ilmiah sendiri harus berdasarkan fakta, bebas
dari prasangka, mengembangkan analisis, menghasilkan solusi untuk menyelesaikan
masalah, dan menghasilkan keputusan yang objektif.
2.3
Metode-Metode Untuk
Memperoleh Ilmu Pengetahuan
Ada beberapa metode-metode dalam memperoleh ilmu pengetahuan diantara
sebagai berikut[2]
:
a.
Empirisme
Adalah metode yang cenderung menggunakan
pola pikir induktif, yang bergerak dari hl-hal yang khusus kepada hal-hal yang
umum, dengan cara menerima bermacam-macam metode yang lazim digunakan serta
menguraikan dan membandingkan, serta ditemui corak-corak yang umum.
b.
Rasionalisme
Rasionalisme berpendirian, sumber
pengetahuan terletak pada akal. Bukan karena rasionalisme mengingkari nilai
pengalaman, malainkan pengelaman paling-paling dipandang sebagai sejenis
perangsang bagai pikiran.
c.
Metode ilmiah
Metode ilmiah mengikuti prosedur-prosedur
tertentu yang sudah pasti dipergunakan
dalam usaha memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dihadapi oleh
seorang ilmuan. Perkembangan ilmu-ilmu alam merupakan hasil penggunaan secara
sengaja suatu metode untuk memperoleh pengetahuan yang menggabungkan pengalaman
akal sebagai pendekatan bersama, dan menambahkan suatu cara baru untuk menilai
penyelesaian –penyelesaian yang disarankan.
2.4
Unsur Yang Ada Didalam
Metodologi Ilmu Pengetahuan
Unsur-unsur
metodologi sebagaimana telah dirumuskan oleh Anton Bakker dan Achmad Charris
Zubair dalam buku Metodologi Penelitian Filsafat (1994) antara lain
dijelaskan sebagai berikut[3] :
a.
Interprestasi
Artinya menafsirkan,
membuat tafsiran, tetapi yang tidak bersifat subjektif melainkan harus bertumpu
pada eviensi objektif untuk mencapai kebenaran yang autentik. Dengan
interpretasi ini diharapkan manusia dapat memperoleh pebgertian, pemahaman
atau Verstehen. Pada dasarnya interpretasi berarti tercapainya pemahaman
yang benar mengenai ekspresi manusiawi yang dipelajari.
b.
Induksi dan Deduksi
Dikatakan oleh
Beerling, bahwa setiap ilmu terdapat penggunaan metode induksi dan deduksi,
menurut pengertian siklus empiris. Siklus empiris meliputi beberapa tahapan,
yakni observasi, induksi, deduksi, kajian ( eksperimentasi ) dan evaluasi.
Tahapan itu pada dasarnya tidak berlaku secara berturut-turut, melainkan
terjadi sekaligus. Akan tetapi, siklus ini diberi bentuk tersendiri dalam
penelitian filsafat, berhubungan dengan sifat-sifat objek formal yang istimewa,
yaitu manusia.
c.
Koherensi Intern
Yaitu usaha untuk
memahami secara benar guna memperoleh hakikat dengan menunjukkan semua unsur
structural di lihat dalam suatu struktur yang konsisten, sehingga benar-benar
merupakan internal structure atau internal relation. Walaupun
mungkin terdapat semacam oposisi di antaranya, tetapi unsur-unsur itu tidak
boleh bertentangan satu sama lain. Dengan demikian akan terjadi suatu lingkaran
pemahaman antara hakikat menurut keseluruhannya dari satu pihak dan
unsur-unsurnya di pihak lain.
d.
Holistis
Yaitu tinjauan secara
lebih dalam untuk mencapai kebenaran secara utuh, dimana objek dilihat dari
interaksi dengan seluruh kenyataannya. Identitas objek akan terlihat bila ada
korelasi dan komunikasi dengan lingkungannya. Objek (manusia) hanya dapat dipahami
dengan mengamati seluruh kenyataan dalam hubungannya dengan manusia, dan
manusia sendiri dalam hubungannya dengan segalanya yang mencakup hubungan
aksi-reaksi sesuai dengan tema zamannya, pandangan menyeluruh ini juga disebut
totalitasi, semua dipandang dalam kesinambungannya dalam satu totalitas.
e.
Kesinambungan Historis
Jika ditinjau dari
perkembangannya, manusia itu adalah makhluk historis. Manusia disebut
demikian karena ia berkembang dalam pengalaman dan pikiran, bersama dengan
lingkungan dan zamannya. Masing-masing orang bergumul dalam relasi dengan
dunianya untuk membentuk nasib sekaligus nasibnya dibentuk oleh mereka. Dalam
perkembangan pribadi itu harus dapat dipahami melalui suatu proses
kesinambungan. Rangkaian kegiatan dan peristiwa dalam kehidupan setiap orang
merupakan mata rantai yang tidak terputus. Yang baru masih berlandaskan yang
dahulu, tetapi yang lama juga mendapat arti dan relevansi baru dalam
perkembangan yang lebih kemudian. Justru dalam hubungan mata rantai itulah
harkat manusia yang unik dapat diselami.
f.
Idealisasi
Idealisasi merupakan
proses untuk membuat ideal, artinya upaya dalam penelitian untuk memperoleh
hsil yang ideal atau sempurna.
g.
Komparasi
Komparasi adalah usaha
memperbandingkan sifat hakiki dalam objek penelitian sehingga dapat menjadi
lebih jelas dan lebih tajam. Komparasi dapat diadakan dengan objek lain yang
sangat dekat dan serupa dengan objek utama.
h.
Heuristika
Heuristika adalah
metode untuk menemukan jalan baru secara ilmiah untuk memecahkan masalah.
Heuristika benar-benar dapat mengatur terjadinya pembaharuan ilmiah dan
sekurang-kurangnya dapat memberikan kaidah yang mengaacu.
i.
Analogikal
Analogikal
filsafat adalah filsafat meneliti arti, nilai dan maksud yang diekspresikan
dalam fakta dan data. Dengan demikian, akan dilihat analogi antara situasi atau
kasus yang lebih terbatas dengan yang lebih luas.
j.
Deskripsi
Seluruh hasil
penelitian harus dapat dideskripsikan. Data yang dieksplisitkan memungkinkan
dapat dipahami secara mantap.
2.5
Langkah-Langkah Dalam
Metodologi Ilmu Pengetahuan
Adapun langkah-langkah dalam proses metodologi ilmu
pengetahuan diantaranya sbagai berikut:
a.
Pengajuan Masalah
Langkah pertama dalam penelitian
adalah mengajukan masalah. Masalah yang diajukan harus menarik, penting dan
mampu untuk diteiti sesuai dengan bidang orang yang hendak meneliti serta
bermanfaat untuk pengembangan teori atau bermanfaat secra praktis bagi manusia.[4] Suatu
gejala baru dapat disebut masalah apabila gejala tersebut dalam situasi
tertentu.
b.
Penyusunan Kerangka
Teoritis
Seorang peneliti harus menguasai
teori-teori sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran
yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan
sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama agar
suatu kerangka pemikiran bisa menyakinkan sesama ilmuan adalah alur-alur yang
logis yang membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan berupa
hipotesis.
c.
Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian
adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam penelitian.
Oleh sebab itu maka kegiatan pertama dalam penyususnan metodologi penelitian
adalah menyususn secara lengkap tujuan penelitian yang mencakup keseluruhan
kesimpulan yang ditarik seperti tempat, waktu dan sebagainya. Berdasarkan
tujuan penelitian ini, maka kita akan dapat memilih metode penenlitian yang
tepat beserta teknik pengambilan contoh dan teknik penarikan kesimpulan yang
relevan. Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh dalam mencapai suatu
tujuan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang spesifik dalam memecahkan
masalah tertentu yang ditemui dalam melaksanakan prosedur. Jadi sebuah metode
penelitian mencakup beberapa teknik, seperti teknik pengambilan contoh, teknik
pengukuran, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis dataMetodologi
penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam
penelitian. Oleh sebab itu maka kegiatan pertama dalam penyususnan metodologi
penelitian adalah menyususn secara lengkap tujuan penelitian yang mencakup
keseluruhan kesimpulan yang ditarik seperti tempat, waktu dan sebagainya.
Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka kita akan dapat memilih metode
penenlitian yang tepat beserta teknik pengambilan contoh dan teknik penarikan
kesimpulan yang relevan. Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh dalam
mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang spesifik dalam
memecahkan masalah tertentu yang ditemui dalam melaksanakan prosedur. Jadi
sebuah metode penelitian mencakup beberapa teknik, seperti teknik pengambilan
contoh, teknik pengukuran, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data
d.
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih
memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode
ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan
hipotesis yang jelas dapat membantu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam
metode ilmiah. Sering kali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti
merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis
yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar
dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
e.
Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan
yang sedikit berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmu Pengetahuan.
Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan
metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah
dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah,
sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah
hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan. Dalam teknik pengumpulan
data harus dinyatakan variable yang akan dikumpulkan, sumber data dari mana dan
keterangan mengenai variabel tersebut akan didapatkan. Misalnya untuk
mendapatkan data dapat melalui interview.
f.
Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa
hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang telah diajukan.
Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis.
Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau
menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena
itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu
menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang
tetapkan maka akan semakin tinggi pula derajat kepercayaan terhadap hasil suatu
penelitian. Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan
ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri
g.
Hasil Penelitian
Dalam membahas hasil penelitian maka
harus selalu diingat bahwa tujuan kita adalah membandingkan kesimpulan yang
ditarik dari data yang telah dikumpulkan dengan hipotesis yang diajukan. Secara
sistematik dan terarah, maka data yang telah dikumpulkan tersebut
dideskripsikan, dibandingkan dan dievaluasi yang keseluruhannya diarahkan
kepada sebuah penarikan kesimpulan, apakah data tersebut mendukung atau menolak
hipotesis yang diajukan.[5] Pada hakikatnya sebuah hasil penelitian yang baik
tidak berhenti pada kesimpulan, apakah sebuah hipotesis diterima atau ditolak,
melainkan dilengkapi dengan evaluasi mengenai kesimpulan tersebut. Sebuah
pernyataan ilmiah yang baik selalu mengandung tingkat kepercayaan yang dimiliki
pernyataan tersebut.[6] Untuk melaporkan hasil penelitian, maka secara singkat
dan kronologis dan pertama diberikan deskripsi tentang variable yang diteliti
yang diikuti dengan tehnik ananlis yang dipergunakan. Setelah itu hasil
pengukuran dilaporkan yang kemudian dilengkapi dengan kesimpulan analisis dari
data yang telah dikumpulkan. Laporan ini ditulis dalam bentuuk esei dengan
kalimat-kalimat verbal yang mencakup semua pernyataan yang bersifat kualitatif
dan kuantitatif.
h.
Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir
ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan
simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya.
Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat
tetapi jelas. Kesimpulan penelitian ini merupakan sintesis dari keseluruhan
aspek penelitian. Sintesisi ini membuahkan kesimpulan yang ditopang oleh suatu
kajian yang bersifat terpadu dengan meletakkan berbagai aspek penelitian dalam
perspektif yang menyeluruh. Oleh karena itu, diuraikan kembali secara ringkas
pernyataan-pernyataan pokok dari aspek-aspek tersebut dalam kerangka yang
mengarah kepada kesimpulan. Dalam mengkaji kesimpulan penelitian ini,
disebabkan sifatnya yang terpadu dan menyeluruh maka seorang peneliti
meninggalkan perannya sebagai ilmuan dan beralih menjadi seorang filsuf.[7] Hal
ini berarti ia harus mampu menarik kesimpulan yang utuh dari data yang bersifat
terpisah dengan tidak meninggalkan sifat keilmuan. Kesimpulan penelitian ini
harus tetap dipertanggungjawabkan alam kerangka teori keilmuan yang didukung
oleh penemuan penelitian. Kesimpulan ini kemudian dibahas dengan jalan
membandingkannya terhadap penelitian lain serta pengetahuan ilmiah yang
relevan.[8]
Komentar
Posting Komentar