MAKALAH AKLAK TASAWUF
Di
susun oleh :
Nama : Muhamad Abdul Faza
Nim :63020160149
Jurusan
:Ekonomi Sayriah
Kelas
: E
Anggota Dari Kelompok :
4
PROGRAM
SARJANA EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA
2017
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Tasawuf sunni adalah bentuk tasawuf yang memagari (pedoman)
dirinyaa dengan al-quran dan al-hadis secara ketat, serta mengaitkan keadaan
dan makoamat (tingkatan ruhaniyah) mereka kepada kedua sumber tersebut.[1]
Dalam kehidupan sehari-hari para pengamal tasawuf ini
berusaha untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang bersifat keduniawian, jabatan
dan menjauhi hal-hal yang dapat mengganggu kekhusua’an ibadahnya.
Latar belakang munculnya ajaran ini tidak terlepas dari
pecekcokan masalah aqidah yang melanda para ulama’ fiqih dan tasawuf
lebih-lebih pada abad kelima hijriyah aliran syi’ah al-islamiyah yang berusaha
uantuk mengembalikan kepemimpinan kepada keturunan ali bin abi thalib. Dimana
syi’ah lebih banyak mempengaruhi para sufi dengan kedoktrinan bahwa imam yang
ghaib akan pindah ketangan sufi yang layak menyandang gelar waliyullah, di pihak lain para sufi
banyak yang dipengaruhi oleh filsafat Neo-Platonisme yang memunculkan corak
pemikiran tasawuf falsafi yang tentunya sangat bertentangan dengan kehidupan
para sahabat dan tabi’in. Dengan ketegangan inilah muncullah sang pemadu
syariat dan hakikat yaitu Imam Ghazali.
A. Apa Pengertian Tasawuf Sunni?
B. Bagaimana Sejarah Perkembangan Tasawuf
Sunni?
C. Bagaiman Karakteristik Tasawuf Sunni?
D. SiapaTokoh Tokoh Ajaran Tasawuf Sunni?
3. TUJUAN MAKALAH
a. Untuk Mengetahui Pengertian Tasawuf
Sunni
b. Untuk Mengetahui Sejarah perkembangan
Tasawuf Sunni
c. Untuk Mengetahui Karakteristik Tasawuf
Sunni
BAB
2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tasawuf Sunni
Tasawwuf sunni ialah bentuk tasawuf
yang memagari dirinya dengan al quran dan al hadis secara ketat, serta
mengaitkan ahwal atau keadaan dan makomat (tingkatan ruhaniah) mereka kepada
kedua sumber tersebut.[2]
Tasawuf sunni merupakan aliran
tasawuf yang ajarannya berusaha memadukan aspek syari’ah dan hakikat namun
diberi interpertasi dan metode baru yang belum dikenal pada masa salaf
as-shalihin dan lebih mementingkan cara-cara mendekatkan diri kepada Allah serta
bagaimana cara menjauhkan diri dari semua hal yang dapat menggangu kekhusyu’an
jalannya ibadah yang mereka lakukan. Aliran tasawuf ini memiliki ciri yang
paling utama yaitu kekuatan dan kekhusyu’annya beribadah kepada Allah,
dzikrullah serta konsekuen dan juga konsisten dalam sikap walaupun mereka
diserang dengan segala godaan kehidupan duniawi.
Dari awal prosesnya, corak tasawuf
ini muncul dikarenakan ketegangan-ketegangan dikalangan sufi, baik yang
bersifat internal maupun eksternal yaitu para sufi dan ulama’ zahir baik para
fuqaha maupun mutakallimin. Hal itu menyebabkan citra tasawuf menjadi jelek
dimata umat, maka sebagian tokoh sufi melakukan usaha-usaha untuk mengmbalikan
citra tasawuf. Usaha ini memperoleh kesempurnaan ditangan Ghozali, yang kemudian
melahirkan Tasawuf Sunni
B. Sejarah Perkembagan Tasawuf Sunni
Pada mulanya tasawuf merupakan perkembangan dari pemahaman
makna intuisi-intuisi islam. Sejak zaman sahbat dan tabi’in,kecenderungan orang
terhadap ajaran islam secara lebiah analitis mulai muncul. Ajaran islam mereka
dapat di pandang dari dua aspek, yaitu asprl lahiriyah dan aspek batiniyah atu
aspek “luar” atau aspek “dalam”. Tanggapan perenungan mereka lebih berorientasi
pada aspek dalam, yaitu cara hadup, yang lebih mengutamakan rasa,lebih mementingkan
Keagunggan Tuhan dan bebas dari egoisme.[3]
Perkembangan ilmu
tasawuf khususnya ilmu tasawuf sunni melewati beberapa fase dan tahapan
sebagaimana disebutkan berikut ini.
a. Awal Abad Hijriyah
lmu tasawuf sudah
berkembang sejak awal-awal tahun hijriyah. Saat itu para penganut tasawuf
bahkan tidak memperdulikan makanan, pakaian, tempat tinggal dan hal lain yang
terkait dengan dunia dan hanya berfokus pada ibadah dan menjalankan kewajiban
sebagai sorang muslim saja.
Diantara para penganut tasawuf saat itu
antara lain adalah para sahabat dan tabiin seperti halnya salman Al Farisi,
Ammar bin Yasir,Abu dzar Al ghifari dan Hudzaifah bin Al Yaman. Selanjutnya
pada ketiga dan keempat hijriyah, ilmu tasawuf pun berkembang dan pada abad ini
tasawuf lebih fokus pada perbaikan akhlak atau tasawuf akhlak dimana akhlak
terpuji menjadi salah satu hal utama yang harus dimiliki umat muslim
b. Abad kelima hijriyah dan
seterusnya
Barulah
pada abad kelima hijriyah muncul pengaruh ilmu dan budaya bangsa barat terutama
filsafat bangsa Yunani yang mulai mmepengaruhi paham tasawuf dalam agama islam
dan kemudian dikenql dengan istilah tasawuf falsafi. Banyaknya kalangan yang
tidak menyetujui tasawuf falsafi pada abad itu dan akhirnya seorang cendekiawan
muslim yakni Al Ghazali menetapkan dasar atau landasan pokok tasawuf
berdasarkan Alqur’an dan sunnah dan yang selanjutnya dikenal sebagai tasawuf
sunni
C. Karakteristik Tasawuf Sunni\
Karakteristik Tasawuf Sunni yaitu tasawuf yang benar-benar
mengikuti Al-qur’an dan Sunnah, terikat, bersumber, tidak keluar dari
batasan-batasan keduanya, mengontrol prilaku, lintasan hati serta pengetahuan
dengan neraca keduanya. Sebagaimana ungkapan Abu Qosim Junaidi al-Bagdadi:
“Mazhab kami ini (Tasawuf) terikat dengan dasar-dasar Al-qur’an dan Sunnah”,
perkataannya lagi: “Barang siapa yang tidak hafal (memahami) Al-qur’an dan
tidak menulis (memahami) Hadits maka orang itu tidak bisa dijadikan qudwah
dalam perkara (tarbiyah tasawuf) ini, karena ilmu kita ini terikat dengan
Al-Qur’an dan Sunnah.”. Tasawuf ini diperankan oleh kaum sufi yang mu’tadil
(moderat) dalam pendapat-pendapattnya, mereka mengikat antara tasawuf mereka
dan Al-qur’an serta Sunnah dengan bentuk yang jelas. Boleh dinilai bahwa mereka
adalah orang-orang yang senantiasa menimbang tasawuf mereka dengan neraca
Syari’ah. Jadi kKarakteristik dari
ajaran tasawuf ini adalah :
a. Ajarannya bener-bener menurut al-qur’an
dan sunnah,terikat dan tidak keluar dari ajaran-ajaran syariah
islamiah.
b. Lebih cenderung pads prilaku atau moral
keagamaan dan pada pemikiran.
c. Banyak dikembangkan oleh kaum salaf.
d. Termotivasi untuk membersihkan jiwa
yang lebih berorientasi pada aspek dalam yaitu cara hidup yang lebih
mengutamakan rasa,dan lebih mementingkan keagungan tuhan dan bebas dari
egoisme.
e. Lebih terkonsentrasi pada soal
pembinaan moral, Pendidikan aklak, dan pengobatan jiwa dengan cara riyadhah
(latihan mental)dan langkah takhalli, tahali,dan tajali.[4]
D. Tokoh Tokoh Ajaran Tasawuf Sunni
a. Hasan
al-Basri
Hasan al-Basri adalah seorang sufi
angkatan tabi’in, seorang yang sangat taqwa, wara’ dan zahid. Nama lengkapnya
adalah Abu Sa’id al-Hasan ibn Abi al-Hasan. Lahir di Madinah pada tahun 21 H
tetapi dibesarkan di Wadi al-Qura. Setahun sesudah perang Shiffin dia pindah ke
Bashrah dan menetap di sana sampai ia meninggal tahun 110 H. setelah ia menjadi
warga Bashrah, ia membuka pengajian disana karena keprihatinannya melihat gaya
hidup dan kehidupan masyarakat yang telah terpengaruh oleh duniawi sebagai
salah satu ekses dari kemakmuran ekonomi yang dicapai negeri-negeri Islam pada
masa itu. Garakan itulah yang menyebabkan Hasan Basri kelak menjadi orang yang
sangat berperan dalam pertumbuhan kehidupan sufi di bashrah. Diantara ajarannya
yang terpenting adalah zuhud serta khauf dan raja’.
Dasar pendiriannya yang paling utama
adalah zuhud terhadap kehidupan duniawi sehingga ia menolak segala kesenangan
dan kenikmatan duniawi Prinsip Hasan al-Bashri adalah al-khouf dan raja’.
Dengan pengertian merasa takut kepada siksa Allah karena berbuat dosa dan
sering melalakikan perintahNya. Serta menyadari kekurang sempurnaannya. Oleh
karena itu, prinsip ajaran ini adalah mengandung sikap kesiapan untuk melakukan
mawas diri atau muhasabah agar selalu memikirkan kehidupan yang akan dating
yaitu kehidupan yang hakiki dan abadi.
Hasan al-Bashri berkeyakinan bahwa
perasaan takut atau khouf itu sama dengan memetik amal sholeh. Katanya tidak
seorang manusiapun yang tidak pernah merasa takut dan keluh kesah. Kesimpulan
dari ajaran Hasan al-Bashri ialah zuhud atau menjauhi kehidupan duniawi
sehingga perhatian terpusat pada kehidupan dunia akhirat dan mawas diri dan
selalu memikirkan kehidupan ukhrowi adalah jalan yang akan menyampaikan
seseorang kepada kebahagiaan yang abadi.
b. . Rabiah
Al-Adawiyah
Nama lengkapnya adalah Rabiah
al-adawiyah binti ismail al Adawiyah al Bashoriyah, juga digelari Ummu
al-Khair. Ia lahir di Bashrah tahun 95 H, disebut rabi’ah karena ia puteri ke
empat dari anak-anak Ismail. Diceritakan, bahwa sejak masa kanak-kanaknya dia
telah hafal Al-Quran dan sangat kuat beribadah serta hidup sederhana.
Ajaran terpenting dari sufi wanita
ini adalah al-mahabbah dan bahkan menurut menurut banyak pendapat, ia merupakan
orang pertama yang mengajarkan al-hubb dengan isi dan pengertian yang khas
tasawuf. Hal ini barangkali ada kaitannya dengan kodratnya sebagai wanita yang
berhati lembut dan penuh kasih, rasa estetika yang dalam berhadapan dengan
situasi yang ia hadapi pada masa itu.
Cinta kepada Allah adalah
satu-satunya cinta menurutnya sehingga ia tidak bersedia mambagi cintanya untuk
yang lainnya. Seperti kata-katanya “Cintaku kepada Allah telah menutup hatiku
untuk mencintai selain Dia”. Bahkan sewaktu ia ditanyai tentang cintanya kepad
Rasulullah SAW, ia menjawab: “Sebenarnya aku sangat mencintai Rasulullah, namun
kecintaanku pada al-Khaliq telah melupakanku untuk mencintai siapa saja selain
Dia”. Pernyataan ini dipertegas lagi olehnya lagi mealui syair berikut ini:
“Daku tenggelam dalam merenung kekasih jiwa, Sirna segalanya selain Dia, Karena
kekasih, sirna rasa benci dan murka”.
Bisa dikatakan, dengan al-hubb ia
ingin memandang wajah Tuhan yang ia rindu, ingin dibukakan tabir yang memisahkan
dirinya dengan Tuhan.
Dalam riwayat yang lain juga disebutkan bahwa suatu
ketika Rabi’ah al-Adawiyah berkeluh-kesah sakit. Dan beberapa sufi
menjenguknya, dan Rabiah mengira bahwa sakitnya itu dikarenakan ghirah atau
kecemburuan Allah kepadanya, karena hati Rabiah pada saat itu tertarik akan
surga.
c. Dzu Al-Nun Al-Misri
Nama lengkapnya adalah Abu al-Faidi
Tsauban bin Ibrahim Dzu al-Nun al-Mishri al-Akhimini Qibthy. Ia dilahirkan di
Akhmin daerah Mesir. Sedikit sekali yang dapat diketahui tentang silsilah
keturunan dan riwayat pendidikannya karena masih banyak orang yang belum
mengungkapkan masalah ini. Namun demikian telah disebut-sebut oleh orang banyak
sebagai seorang sufi yang tersohor dan tekemuka diantara sufi-sufi lainnya pada
abad 3 Hijriah.
Sebagia seorang ahli tasawuf, Dzu
al-Nun memandang bahwa ulama-ulama Hadits dan Fiqih memberikan ilmunya kepada
masyarakat sebagai salah satu hal yang menarik keduniaan disamping sebagai obor
bagi agama. Pandangan hidupnya yang cukup sensitif barangkali yang menyebabkan
banyak yang menentangnya. Tidak sampai di situ, bahkan para Fuqaha
mengadukannya kepada ulama Mesir yang menuduhnya sebagai orang yang zindiq,
sampai pada akhirnya dia sampai memutuskan untuk sementara waktu pergi dari
negerinya dan berkelana ke negeri lain. Namun sekembalinya dari perkelanaan
tersebut, orang banyak tetap menuduhnya sebagai seorang yang zindiq. Bahkan
orang-orang menuruhnya untuk pergi ke Baghdad menemui khalifahuntuk menerima
pengadilan.
Jasa-jasa Dzu al-Nun yang paling
besar adalah sebagai peletak dasar tentang jenjang perjalanan sufi menuju
Allah, yang disebut al-maqomat. Ajarannya member petunjuk arah jalan menuju
kedekatan dengan Allah sesuai dengan pandangan sufi.
E.
BAB 3
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Tasawuf sunni adalah bentuk tasawuf yang para penganutnya
memagari atau mendasari tasawuf mereka dengan al-qur’an dan al-sunnah, serta
mengaitkan keadaan (ahwaal) dan tingkatan (maqoomaah) rohaniah
mereka kepada kedua sumber tersebut.
Sejarah
perkembangan tasawuf sunni mengalami beberapa tahap perkembangan,namun
puncaknya berada ditangan al-Ghazali.
Diantara
tokoh-tokoh tasawuf sunni adalah Hasan al-Basri, al-Muhasibi, al-Qusyairi dan
imam al-Ghazali.
2. PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami
sampaikan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan sehingga kami
memohon kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca yang budiman.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pemakalah khususnya, dan para pembaca
pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
amin, s. (2002). Mengguat Tasawuf. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
2.
mutiara. (2016). Mutiara Lombok-Landasan Teori. Diambil kembali
dari
http://Tasawuf%20Sunni%20Karakteristik%20Ajaran%20Pokok%20Dan%20Tokoh%20_%20Sarjanaku.com.htm
3.
Solihin, M., & Anwar, R. (2008 M/1429 H). Ilmu Tasawuf.
Bandung: Pustaka Setia.
4.
solikhah, d. (2014, Maret 07). Diambil kembali dari http://MAKALAH TASAWUF
SUNNI DAN FALSAFI.htm
[1] Amin Syukur, Mengguat
Tasawuf, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002.Hal 36
[3] Ibid
[4] Prof. Dr. M.Solihin, M.Ag
dan Dr. Rosihin Anwar, M.Ag, hlm 121-122. Takali adalah usaha mengosongkan
dirir dari prilaku atau akhlak tercela. Tahali adalah upaya Mengisi atau
menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri dengan sikap, prilaku dan akhlak
terpuji. Sedangkan Tajali terungkapnya nur ghaib.
Komentar
Posting Komentar