Langsung ke konten utama

AJARAN TAUHID DALAM TASAWUF SUNNI



BAB 1

PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG

Tasawuf sunni adalah bentuk tasawuf yang memagari (pedoman) dirinyaa dengan al-quran dan al-hadis secara ketat, serta mengaitkan keadaan dan makoamat (tingkatan ruhaniyah) mereka kepada kedua sumber tersebut.[1]
Dalam kehidupan sehari-hari para pengamal tasawuf ini berusaha untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang bersifat keduniawian, jabatan dan menjauhi hal-hal yang dapat mengganggu kekhusua’an ibadahnya.
Latar belakang munculnya ajaran ini tidak terlepas dari pecekcokan masalah aqidah yang melanda para ulama’ fiqih dan tasawuf lebih-lebih pada abad kelima hijriyah aliran syi’ah al-islamiyah yang berusaha uantuk mengembalikan kepemimpinan kepada keturunan ali bin abi thalib. Dimana syi’ah lebih banyak mempengaruhi para sufi dengan kedoktrinan bahwa imam yang ghaib akan pindah ketangan sufi yang layak menyandang gelar waliyullah, di pihak lain para sufi banyak yang dipengaruhi oleh filsafat Neo-Platonisme yang memunculkan corak pemikiran tasawuf falsafi yang tentunya sangat bertentangan dengan kehidupan para sahabat dan tabi’in. Dengan ketegangan inilah muncullah sang pemadu syariat dan hakikat yaitu Imam Ghazali.
A.    Apa Pengertian Tasawuf Sunni?
B.     Bagaimana Sejarah Perkembangan Tasawuf Sunni?
C.     Bagaiman Karakteristik Tasawuf Sunni?
D.    SiapaTokoh Tokoh Ajaran Tasawuf Sunni?

3.      TUJUAN MAKALAH

a.       Untuk Mengetahui Pengertian Tasawuf Sunni
b.      Untuk Mengetahui Sejarah perkembangan Tasawuf Sunni
c.       Untuk Mengetahui Karakteristik Tasawuf Sunni
d.      Untuk Mengetahui Tokoh Tokoh Ajaran Taswuf Sunni

BAB 2

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Tasawuf Sunni

Tasawwuf sunni ialah bentuk tasawuf yang memagari dirinya dengan al quran dan al hadis secara ketat, serta mengaitkan ahwal atau keadaan dan makomat (tingkatan ruhaniah) mereka kepada kedua sumber tersebut.[2]
Tasawuf sunni merupakan aliran tasawuf yang ajarannya berusaha memadukan aspek syari’ah dan hakikat namun diberi interpertasi dan metode baru yang belum dikenal pada masa salaf as-shalihin dan lebih mementingkan cara-cara mendekatkan diri kepada Allah serta bagaimana cara menjauhkan diri dari semua hal yang dapat menggangu kekhusyu’an jalannya ibadah yang mereka lakukan. Aliran tasawuf ini memiliki ciri yang paling utama yaitu kekuatan dan kekhusyu’annya beribadah kepada Allah, dzikrullah serta konsekuen dan juga konsisten dalam sikap walaupun mereka diserang dengan segala godaan kehidupan duniawi.
Dari awal prosesnya, corak tasawuf ini muncul dikarenakan ketegangan-ketegangan dikalangan sufi, baik yang bersifat internal maupun eksternal yaitu para sufi dan ulama’ zahir baik para fuqaha maupun mutakallimin. Hal itu menyebabkan citra tasawuf menjadi jelek dimata umat, maka sebagian tokoh sufi melakukan usaha-usaha untuk mengmbalikan citra tasawuf. Usaha ini memperoleh kesempurnaan ditangan Ghozali, yang kemudian melahirkan Tasawuf Sunni

B.     Sejarah Perkembagan Tasawuf Sunni

Pada mulanya tasawuf merupakan perkembangan dari pemahaman makna intuisi-intuisi islam. Sejak zaman sahbat dan tabi’in,kecenderungan orang terhadap ajaran islam secara lebiah analitis mulai muncul. Ajaran islam mereka dapat di pandang dari dua aspek, yaitu asprl lahiriyah dan aspek batiniyah atu aspek “luar” atau aspek “dalam”. Tanggapan perenungan mereka lebih berorientasi pada aspek dalam, yaitu cara hadup, yang lebih mengutamakan rasa,lebih mementingkan Keagunggan Tuhan dan bebas dari egoisme.[3]
 Perkembangan ilmu tasawuf khususnya ilmu tasawuf sunni melewati beberapa fase dan tahapan sebagaimana disebutkan berikut ini.

a. Awal Abad Hijriyah

lmu tasawuf sudah berkembang sejak awal-awal tahun hijriyah. Saat itu para penganut tasawuf bahkan tidak memperdulikan makanan, pakaian, tempat tinggal dan hal lain yang terkait dengan dunia dan hanya berfokus pada ibadah dan menjalankan kewajiban sebagai sorang muslim saja.

Diantara para penganut tasawuf saat itu antara lain adalah para sahabat dan tabiin seperti halnya salman Al Farisi, Ammar bin Yasir,Abu dzar Al ghifari dan Hudzaifah bin Al Yaman. Selanjutnya pada ketiga dan keempat hijriyah, ilmu tasawuf pun berkembang dan pada abad ini tasawuf lebih fokus pada perbaikan akhlak atau tasawuf akhlak dimana akhlak terpuji menjadi salah satu hal utama yang harus dimiliki umat muslim
b. Abad kelima hijriyah dan seterusnya
Barulah pada abad kelima hijriyah muncul pengaruh ilmu dan budaya bangsa barat terutama filsafat bangsa Yunani yang mulai mmepengaruhi paham tasawuf dalam agama islam dan kemudian dikenql dengan istilah tasawuf falsafi. Banyaknya kalangan yang tidak menyetujui tasawuf falsafi pada abad itu dan akhirnya seorang cendekiawan muslim yakni Al Ghazali menetapkan dasar atau landasan pokok tasawuf berdasarkan Alqur’an dan sunnah dan yang selanjutnya dikenal sebagai tasawuf sunni

C.     Karakteristik Tasawuf Sunni\

Karakteristik Tasawuf Sunni yaitu tasawuf yang benar-benar mengikuti Al-qur’an dan Sunnah, terikat, bersumber, tidak keluar dari batasan-batasan keduanya, mengontrol prilaku, lintasan hati serta pengetahuan dengan neraca keduanya. Sebagaimana ungkapan Abu Qosim Junaidi al-Bagdadi: “Mazhab kami ini (Tasawuf) terikat dengan dasar-dasar Al-qur’an dan Sunnah”, perkataannya lagi: “Barang siapa yang tidak hafal (memahami) Al-qur’an dan tidak menulis (memahami) Hadits maka orang itu tidak bisa dijadikan qudwah dalam perkara (tarbiyah tasawuf) ini, karena ilmu kita ini terikat dengan Al-Qur’an dan Sunnah.”. Tasawuf ini diperankan oleh kaum sufi yang mu’tadil (moderat) dalam pendapat-pendapattnya, mereka mengikat antara tasawuf mereka dan Al-qur’an serta Sunnah dengan bentuk yang jelas. Boleh dinilai bahwa mereka adalah orang-orang yang senantiasa menimbang tasawuf mereka dengan neraca Syari’ah. Jadi kKarakteristik dari ajaran tasawuf ini adalah :
a.       Ajarannya bener-bener menurut al-qur’an dan sunnah,terikat dan tidak keluar dari ajaran-ajaran syariah islamiah.
b.      Lebih cenderung pads prilaku atau moral keagamaan dan pada pemikiran.
c.       Banyak dikembangkan oleh kaum salaf.
d.      Termotivasi untuk membersihkan jiwa yang lebih berorientasi pada aspek dalam yaitu  cara hidup yang lebih mengutamakan rasa,dan lebih mementingkan keagungan tuhan dan bebas dari egoisme.
e.       Lebih terkonsentrasi pada soal pembinaan moral, Pendidikan aklak, dan pengobatan jiwa dengan cara riyadhah (latihan mental)dan langkah takhalli, tahali,dan tajali.[4]

D.    Tokoh Tokoh Ajaran Tasawuf Sunni

a. Hasan al-Basri
Hasan al-Basri adalah seorang sufi angkatan tabi’in, seorang yang sangat taqwa, wara’ dan zahid. Nama lengkapnya adalah Abu Sa’id al-Hasan ibn Abi al-Hasan. Lahir di Madinah pada tahun 21 H tetapi dibesarkan di Wadi al-Qura. Setahun sesudah perang Shiffin dia pindah ke Bashrah dan menetap di sana sampai ia meninggal tahun 110 H. setelah ia menjadi warga Bashrah, ia membuka pengajian disana karena keprihatinannya melihat gaya hidup dan kehidupan masyarakat yang telah terpengaruh oleh duniawi sebagai salah satu ekses dari kemakmuran ekonomi yang dicapai negeri-negeri Islam pada masa itu. Garakan itulah yang menyebabkan Hasan Basri kelak menjadi orang yang sangat berperan dalam pertumbuhan kehidupan sufi di bashrah. Diantara ajarannya yang terpenting adalah zuhud serta khauf dan raja’.
Dasar pendiriannya yang paling utama adalah zuhud terhadap kehidupan duniawi sehingga ia menolak segala kesenangan dan kenikmatan duniawi Prinsip Hasan al-Bashri adalah al-khouf dan raja’. Dengan pengertian merasa takut kepada siksa Allah karena berbuat dosa dan sering melalakikan perintahNya. Serta menyadari kekurang sempurnaannya. Oleh karena itu, prinsip ajaran ini adalah mengandung sikap kesiapan untuk melakukan mawas diri atau muhasabah agar selalu memikirkan kehidupan yang akan dating yaitu kehidupan yang hakiki dan abadi.
Hasan al-Bashri berkeyakinan bahwa perasaan takut atau khouf itu sama dengan memetik amal sholeh. Katanya tidak seorang manusiapun yang tidak pernah merasa takut dan keluh kesah. Kesimpulan dari ajaran Hasan al-Bashri ialah zuhud atau menjauhi kehidupan duniawi sehingga perhatian terpusat pada kehidupan dunia akhirat dan mawas diri dan selalu memikirkan kehidupan ukhrowi adalah jalan yang akan menyampaikan seseorang kepada kebahagiaan yang abadi.
b. . Rabiah Al-Adawiyah
Nama lengkapnya adalah Rabiah al-adawiyah binti ismail al Adawiyah al Bashoriyah, juga digelari Ummu al-Khair. Ia lahir di Bashrah tahun 95 H, disebut rabi’ah karena ia puteri ke empat dari anak-anak Ismail. Diceritakan, bahwa sejak masa kanak-kanaknya dia telah hafal Al-Quran dan sangat kuat beribadah serta hidup sederhana.
Ajaran terpenting dari sufi wanita ini adalah al-mahabbah dan bahkan menurut menurut banyak pendapat, ia merupakan orang pertama yang mengajarkan al-hubb dengan isi dan pengertian yang khas tasawuf. Hal ini barangkali ada kaitannya dengan kodratnya sebagai wanita yang berhati lembut dan penuh kasih, rasa estetika yang dalam berhadapan dengan situasi yang ia hadapi pada masa itu.
Cinta kepada Allah adalah satu-satunya cinta menurutnya sehingga ia tidak bersedia mambagi cintanya untuk yang lainnya. Seperti kata-katanya “Cintaku kepada Allah telah menutup hatiku untuk mencintai selain Dia”. Bahkan sewaktu ia ditanyai tentang cintanya kepad Rasulullah SAW, ia menjawab: “Sebenarnya aku sangat mencintai Rasulullah, namun kecintaanku pada al-Khaliq telah melupakanku untuk mencintai siapa saja selain Dia”. Pernyataan ini dipertegas lagi olehnya lagi mealui syair berikut ini: “Daku tenggelam dalam merenung kekasih jiwa, Sirna segalanya selain Dia, Karena kekasih, sirna rasa benci dan murka”.
Bisa dikatakan, dengan al-hubb ia ingin memandang wajah Tuhan yang ia rindu, ingin dibukakan tabir yang memisahkan dirinya dengan Tuhan.
Dalam riwayat yang lain juga disebutkan bahwa suatu ketika Rabi’ah al-Adawiyah berkeluh-kesah sakit. Dan beberapa sufi menjenguknya, dan Rabiah mengira bahwa sakitnya itu dikarenakan ghirah atau kecemburuan Allah kepadanya, karena hati Rabiah pada saat itu tertarik akan surga.

c. Dzu Al-Nun Al-Misri
Nama lengkapnya adalah Abu al-Faidi Tsauban bin Ibrahim Dzu al-Nun al-Mishri al-Akhimini Qibthy. Ia dilahirkan di Akhmin daerah Mesir. Sedikit sekali yang dapat diketahui tentang silsilah keturunan dan riwayat pendidikannya karena masih banyak orang yang belum mengungkapkan masalah ini. Namun demikian telah disebut-sebut oleh orang banyak sebagai seorang sufi yang tersohor dan tekemuka diantara sufi-sufi lainnya pada abad 3 Hijriah.
Sebagia seorang ahli tasawuf, Dzu al-Nun memandang bahwa ulama-ulama Hadits dan Fiqih memberikan ilmunya kepada masyarakat sebagai salah satu hal yang menarik keduniaan disamping sebagai obor bagi agama. Pandangan hidupnya yang cukup sensitif barangkali yang menyebabkan banyak yang menentangnya. Tidak sampai di situ, bahkan para Fuqaha mengadukannya kepada ulama Mesir yang menuduhnya sebagai orang yang zindiq, sampai pada akhirnya dia sampai memutuskan untuk sementara waktu pergi dari negerinya dan berkelana ke negeri lain. Namun sekembalinya dari perkelanaan tersebut, orang banyak tetap menuduhnya sebagai seorang yang zindiq. Bahkan orang-orang menuruhnya untuk pergi ke Baghdad menemui khalifahuntuk menerima pengadilan.
Jasa-jasa Dzu al-Nun yang paling besar adalah sebagai peletak dasar tentang jenjang perjalanan sufi menuju Allah, yang disebut al-maqomat. Ajarannya member petunjuk arah jalan menuju kedekatan dengan Allah sesuai dengan pandangan sufi.




E.      

 

BAB 3

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Tasawuf sunni adalah bentuk tasawuf yang para penganutnya memagari atau mendasari tasawuf mereka dengan al-qur’an dan al-sunnah, serta mengaitkan keadaan (ahwaal) dan tingkatan (maqoomaah) rohaniah mereka kepada kedua sumber tersebut.
Sejarah perkembangan tasawuf sunni mengalami beberapa tahap perkembangan,namun puncaknya berada ditangan al-Ghazali.
Diantara tokoh-tokoh tasawuf sunni adalah Hasan al-Basri, al-Muhasibi, al-Qusyairi dan imam al-Ghazali.

2. PENUTUP

Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan sehingga kami memohon kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca yang budiman. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pemakalah khususnya, dan para pembaca pada umumnya.



 

 

DAFTAR PUSTAKA


1.      amin, s. (2002). Mengguat Tasawuf. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
2.      mutiara. (2016). Mutiara Lombok-Landasan Teori. Diambil kembali dari http://Tasawuf%20Sunni%20Karakteristik%20Ajaran%20Pokok%20Dan%20Tokoh%20_%20Sarjanaku.com.htm
3.      Solihin, M., & Anwar, R. (2008 M/1429 H). Ilmu Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.
4.      solikhah, d. (2014, Maret 07). Diambil kembali dari http://MAKALAH TASAWUF SUNNI DAN FALSAFI.htm

 




[1] Amin Syukur, Mengguat Tasawuf, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002.Hal 36
[2] M. Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, Pustaka setia : Bandung 2008 M / 1429 H, hlm.18

[3] Ibid

[4] Prof. Dr. M.Solihin, M.Ag dan Dr. Rosihin Anwar, M.Ag, hlm 121-122. Takali adalah usaha mengosongkan dirir dari prilaku atau akhlak tercela. Tahali adalah upaya Mengisi atau menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri dengan sikap, prilaku dan akhlak terpuji. Sedangkan Tajali terungkapnya nur ghaib.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep dasar Kewirausahaan

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan Dosen pengampu : Nur Budiarso, M.M. Di Susun oleh : Ardria Oxfa Fatekhah             (63020160060) Muhamad Abdul Faza                         (63020160149) S1 EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA 2018 KATA PENGANATAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan KaruniaNya sehingga makalah dengan judul “ Konsep Dasar Kewirausahaan ” ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa ucapakan terimakasih kami kepada pihak –pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini baik materi maupun nonmateri.             Makalah ini kami susun dengan maksimal dengan menggunakan berbagai referensi baik berupa buku maupun media internet. Maka kami mengucapkan terimakasih kepada pengarang buku yang kami kutip yang telah memberikan banyak sumbanga

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS ISLAM

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS ISLAM DOKTER (Donat Karakter) Di susun untuk memenuhi   tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis Islam Dosen Pengampu : Endah Nur Fitriyani, S.Pd. M.M. Di susun oleh 1)         Nama         :Muhamad Abdul Faza 2)         Nim            : 63020160149 3)         Kelas         : 4D PRODI   EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISALM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA 2018 KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ ala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas Proposal pada mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis Islam dengan usaha DOKTER (Donat Karakter) . Proposal ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis Islam.. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Endah Nur Fitriyani, S.Pd. M.M. selaku dosen pengampu mata kuliah Studi Kelay

Pembayaran dan Standar Moneter Internasional

PEMBAYARAN DAN STANDAR MONETER INTERNASIONAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Moneter Islam Dosen pengampu :   Fathan Budiman, S.H.I, M.E.I. Di susun oleh : 1.       Aji Santosa                              (63020160116) 2.       Muhamad Abdul Faza                         (63020160149) Kelas   : 4E S1 EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA 2018 KATA PENGANTAR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .. ii DAFTAR ISI . iii BAB 1 PENDAHULUAN .. 1 2.1       Latar Belakang . 1 2.2       Rumusan Masalah . 1 2.3       Tujuan . 1 BAB 2 PEMBAHASAN .. 2 2.1       Pengertian Standar Moneter Internasional 2 2.2       Perkembangan Sistem Moneter Internasional 2 2.3       Beberapa Saran Mengenai Standar Moneter Internasional 3 2.4       Pengertian Pembayaran Internasional 6 2.5       Cara Pembayaran Internasional 6 2.6       Alat Pembayaran Internasional