ECONOMIC VALUE
OF TIME
Di susun untuk memenuhi tugas
matakuliah Ekonomi Makro Islam
Dosen pengampu : Arsyil Azwar Senja, L.C., M.E.I.
Di susun oleh
1.
Nunung Robiatul Rifkah (63020160019)
2.
Fatihatul Qirona (63020160020)
3.
Muhamad
Abdul Faza (63020160149)
S1 EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan KaruniaNya sehingga makalah
dengan judul “Hakikat Ekonomi Islam” ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak
lupa ucapakan terimakasih kami kepada pihak –pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini baik materi maupun nonmateri.
Makalah ini kami
susun dengan maksimal dengan menggunakan berbagai referensi baik berupa buku
maupun media internet. Maka kami mengucapkan terimakasih kepada pengarang buku
yang kami kutip yang telah memberikan banyak sumbangan pemikiran, penerbit yang
telah menerbitkan buku tersebut, serta lembaga lain yang menyediakan sarana
buku tersebut. Dan tak lupa penulis media elektronik yang belum sempat untuk
diterbitkan, yang juga memberikan banyak sumbangan pemikiran.
Terlepas dari hal
tersebut, kami menyadari dalam penulisan makalah ini, terdapat banyak
kekurangan baik dalam penulisan, isi maupun bahasa. Maka kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan dari para pembaca. Akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semoga dapat menjadi sumber rujukan yang
menambah wawasan pemikiran.
Salatiga,
16 Maret 2018
penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Waktu bagi
sebagian besar adalah sama kapasitasnya, yaitu 34 jam sehari, 7 hari sepekan.
Namun nilai dari waktu akan berbeda dari satu orang ke orang lainya. Misalnya,
bagi orang buruh kasar satu jam kerja bernilai Rp25.000,- bagi seorang manajer
keuangan satu jam kerja bernilai Rp250.000,-, bagi seorang pakar ekonomi
syariah satu jam bernilai Rp2.500.000,’,.
Jadi faktor
yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana seseorang memanfaatkan waktu itu.
Semakin efektif (tepatb guna) dan efisian (tepat cara), maka akan semakin
tinggi nilai waktunya. Efektif dan efesian akan mendatangkan keuntungan di
dunia bagi siapa saja yang melaksanakanya. Oleh karena itu, sipa pun pelakunya
tanpa memandang suku, agama dan ras, secara sunnatullah, ia akan mendapatkan
keuntungan di dunia.
Di dalam Islam,
keuntungan bukan saja keuntungan di dunia namun yang dicari adalah keuntungan
di dunia dan akhirad oleh karenanya, pemanfaatn waktu itu bukan saja harus
efektif dan efisien, namun ia juga harus di landasi dengan keimanan. Keimanan
inilah yang akan mendatangkan keuntungan di akhirat. Sebaliknya, keimanan yang
tidak mampu mendatangkan keuntungan di dunia, berarti keimanan yang tidak
diamalkan. (Adiwarman, Karim, 2015:111).
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah
Definisi Economic value of
time ?
2.
Bagaimana
Perubahan Pada Endowment Point dan Dampaknya Terhadap Permintaan?
1.3 Tujuan
1.
UntuK
Mengetahui Definisi Economic value of time.
2.
Untuk
Mengetahui Perubahan Pada Endowment Point dan Dampaknya Terhadap Permintaan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Economic Value Of Time
Economic value of
time adalah sebuah konsep dimana
waktulah yang memiliki nilai ekonomi, bukanlah uang memiliki nilai waktu. Economic
value of time memiliki arti memaksimumkan nilai ekonomis suatu dana pada
periodik waktu.
Teori economic
value of time berkembang pada abad ke-7 masehi. Pada masa saat digunakannya
emas dan perak sebagai alat tukar. Logam ini diterima sebagai alat tukar
disebabkan nilai intrinsiknya, bukan karena mekanisme untuk dikembangkan,
sehingga hubungan debetur/kreditur yang muncul bukan kerena akibat transaksi
secara lansung, namun jelas merupakan transaksi “permintaan uang”.
Didalam Islam,
keuntungan bukan saja keuntungan di dunia, namun yang dicari adalah keuntungan
di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu, pemanfaatan waktu itu bukan saja
harus efektif dan efisien, namun harus juga didasari dengan keimanan. Keimanan
inilah yang akan mendatangkan keuntungan di akhirat. Sebaliknya, keimanan yang
tidak mampu mendatangkan keuntungan di dunia berarti keimanan yang tidak di
amalkan. (. (Adiwarman A. Karim, 2015:111)
2.2 Perubahan Pada Endowment Point dan Dampaknya Terhadap Permintaan
Endowment Point
di tentukan oleh berapa besar current income dan berapa
besar future income. Oleh karena itu, setiap perubahan pada current
dan futurei income akan mengubah endowment point. (Adiwarman A. Karim, 2015:121-124)
2.2.1
Perubahan
Dalam Current Income
a.
Peningkatan
Current Income
Bayangkanlah Endowment Point Hafizh sebesar 1000 kg beras
saat ini dan 1000 kg beras tahun depan. Secara grafis, ini digarfikan oleh
titik Y (1000, 1000). Satu-satunya pedagang beras di daerah itu adalah Barri.
Berdasarkan pengalamanya berdagang beras, Barri menawarkan beras kepada Hafizh
dengan rasio Pt/Po= 1,25. Dengan rasio ini, kita dapat menggabar budget line
Hafizh. Pada budget line ini titik optimal bagi Hafizh terjadi pada
titik optimal bagi Hafizh terjadi pada titik O (800, 1250) yaitu pola konsumsi
optimal baginyaadalah mengkonsumsi 800 kg beras tahun ini, dan mengkonsumsi
1250 kg beras tahun depan.
Sekarang katakanlah Hafizh mendapat warisan pada tahun ini sebesar
500 kg beras, artinya current income nya menjadi 1500 kg. Secara grafis,
kenaikan current income akibat warisan telah mengubah endwowment
point Hafizh dari titik Y (1000, 1000) menjadi Y’ (1500, 1000). Dengan
rasio Pt/Po 1,25, maka kita dapat menggmbarkan budget line baru dengan
menggeser budget line lama ke kanan sampai melalui titik endwowment
point baru. Pertanyaanya adalah dimana titik optimal baru? Jawabanya,
wallahu a’lam. Karena titik optimal terjadi ketika budget line bersinggungan dengan utillity
function, padahal kita belum pernah menggambarkan utillity functionnya.
Jika bagi Hafizh Future goods adalah giffen goods maka
titik optimal dapat terjadi pada titik U’. Jika bagi Hafizh current goods
adalah giffen goods, maka titik optimal dapat terjadi pada titik bottom
B’. Jika bagi Hafizh current dan future goods adalah nominal
goods, maka titik optimal terjadi saat mengkonsumsi lebih banyak current
goods dan lebih banyak future goods, misalnya pada titik O’.
Sekarang anggaplah titik optimal baru terjadi pada titik O’ (1100,
1500). Dengan demikian, kita dapat menggambar kurva permintaan yang baru.
Karena rasio Pt/Po tetap 1,25, maka yang terjadi adalah pergeseran kurva
permintaan ke kanan sampai melalui titik optimal baru. Berikut ini tabel untuk
menggambarkan kurva permintaan beras saat ini(current goods).
penjual
|
Pt/Po
|
Quantitiy Demand (current goods, kg beras
|
Barri
|
1,25
|
800
|
Barri
|
1,25
|
1100
|
a.
Budget Line
b. Future Consumption Demand Curve
Grafik 6.5 Deriving
Demand for Current Consumption
b. Penurunan Curent Income
Bagian ini
sekedar kebalikan dari bagian yang menggambarkan efek kenaikan current
income.
2.2.2
Perubahan
Dalam Future Income
a.
Peningkatan
Future Income
Bayangkanlah endowment
point mutia sebesar 1000 kg jagung saat ini, dan 1000 kg jagung tahun
depan. Secara grafis, ini diperhatikan oleh titik Y (1000,1000). Satu-satunya
pedagang jagung di daerah itu adalah Barri. Berdasrkan pengalamanya berdagang
jagung, Barri menawarkan jagung kepada Mutia dengan rasio Pt/Po= 1,25. Dengan
rasio ini, kita dapat menggambarkan buget line Mutia. Pada budget
line ini, titik optimal bagi Mutia terjadi ada titik O (1100. 875) yaitu
pola konsumsi optimal baginya adalah mengkonsumsi 1100 kg jagung tahunb ini,
dan menggkonsumsi 875 kg jagung tahun depan.
Sekarang,
katakanlah Mutia dijanjikan oleh ayahnya mendapat hadiah ulang tahun pada tahun
depan sebesar 500 kg jagung, artinya future income-nya menjadi 1500 kg.
Secara grafis, kenaikan future income akibat hadiah ulang tahun ini
adalah mengubah endowment point Mutia dari titik Y (1000, 1000) menjadi
titik Y’ (1000, 1500). Dengan rasio Pt/po 1,25, maka kita dapat menggambarkan budget
line baru dengan menggeser budget line lama ke kanan samapai melalui
endwoment point baru. Pertanyaanya adalah dimana titik optimal baru?
Jawabanya, wallahu a’lam. Karena titik
optimal terjadi ketika budget line bersinggungan dengan utillity fungction, padahal kita belum
pernah menggambarkan grafik utility function-nya.
Sekarang
anggaplah titik optimal baru terjadi pada titik O’ (1300, 1125). Dengan
demikian, kita dapat menggambarkan kurva permintaan yang baru. Karena rasio
Pt/po tetap 1,25, maka yang terjadi adalah pergeseran kurva permintaan ke kanan
sampai melalui titik optimal baru. Berikut tabel untuk menggambarkan bagian
nama pembentukan kurva permintaan beras saat ini (current goods).
Penjual
|
Pt/Po
|
Quantity Demanded (Current Goods, kg beras)
|
Barri
|
1,25
|
1100
|
Barri
|
1,25
|
1300
|
a. Budget Line
b. Future Consumption Demand Curve
Grafik 6.5. Dampak
Perubahan Endowment Point karena Peningkatan Current Income
b.
Penurunan
Futuru Income
Bagian ini
sekedar kebalikan dari bagian yang menggambarkan efek kenaikan future income.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam teori ekonomi Islam diakui bahwa manusia mempunyai kebutuhan sesuai dengan fitrah dalam dirinya. Namun cara yang digunakan memenuhi kebutuhan tersebut, manusia tidak boleh bebas melakukan hal apa saja sesuai dengan keinginan. Sehingga nilai waktu uang yang diformulasikan dalam bentuk bunga tidak sesuai dengan syariah Islam, konsep economic value of time menekankan bahwa waktulah yang memiliki nilai ekonomi bukan uang yang memiliki nilai waktu. Ketika current consumption maupun future consumption mengalami peningkatan, secara otomatis endowment point akan mengalami perubahan sesuai dengan berubahnya current consumption maupun future consumption dan akan berdampak pada budget line yang bergeser kekanan, dan begitupun sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
Karim, Adiwarman A. 2015. Ekonomi Makro Islam. Depok: PT
RajaGrafindo Persada. Ed. 3, Cetakan 1.
Mantap
BalasHapus