IDEOLOGI DAN
ISME
Disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Sistem Ekonomi Islam
Dosen Pengampu
: Dr. Agus Waluyo, M. Ag.
Disusun Oleh :
1.
Ngamaliyatul Chabai (63020160146)
2.
Muhamad Abdul Faza (63020160149)
3.
Fathiyatur Rizqiyyah (63020160158)
KELAS
D
JURUSAN EKONOMI
SYARIAH
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem ekonomi
merupakan entitas yang tersusun dari elemen-elemen yang saling berinteraksi
sehingga sampai batas tertentu membentuk sebuah jaringan kerja yang konsisten
dalam kehidupan ekonomi.dimana sebuah bangunan sistem ekonomi merupakan sebuah
wadah di mana para pelaku ekonomi berinteraksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan tertentu.
Sebagai sebuah
wadah dalam pelaku ekonomi untuk saling berinteraksi maka sistem ekonomi
memiliki peranan yang signifikan terhadap pengelolaan suatu perekonomian dengan
beberapa cara-cara yang telah menjadi sebuah bangunan atau rancangan bagaimana
suatu ekonomi dalam suatu negara tersebut terancang. Oleh karena sistem ekonomi
adalah sebuah rancangan maka perlu diketahui ideologi terbentuknya sebuah sistem
tersebut. Dimana ideologi adalah sekumpulan ide, dianut oleh suatu kelompok
sosial yang merupakan suatu gambaran kenyataan sosial tertentu dan membentuk
nilai-nilai dan sasaran yang ingin dicapai, atau dipelihara.
Dari ideologi tersebut terbentuk sebuah ideologisme yang
sudah menjadi suatu paham sebuah pemikiran dari ide-ide tersebut. Maka,
terbentuklah sejarah sistem ekonomi dari mulai sistem ekonomi kapitalis,
sosialis, yang kemudian memunculkan kembali sistem ekonomi islam.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian dari ideologi dan isme ?
2.
Bagaimana perkembangan sejarah sistem ekonomi kapitalis ?
3.
Bagaimana perkembangan sejarah sistem ekonomi sosialis ?
4.
Bagaimana perkembangan sejarah sistem ekonomi islam ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari ideologi dan isme.
2. Memahami dan mengetahui perkembangan sejarah
sistem ekonomi kapitalis.
3. Memahami dan mengetahui perkembangan sejarah
sistem ekonomi sosialis.
4.
Memahami dan mengetahui perkembangan sejarah sistem
ekonomi islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN IDEOLOGI DAN ISME
Suatu ideologi adalah sekumpulan ide,dianut oleh suatu
kelompok sosial (misalnya, bangsa atau kelas), yang merupakan suatu gambaran
kenyataan sosial tertentu, dan membentuk nilai-nilai dan sasaran yang ingin
dicapai, atau dipelihara.
Ideologi timbul dalam suatu sejarah tertentu, sebagai
reaksi terhadap keadaan dan kebutuhan tertentu dalam hubungan dengan sekumpulan
ide yang lain. Tapi terlalu disederhanakan dalam dikatakan bahwa ideologi hanya
mencerminkan kepentingan sendiri individen atau kelompok, jika hanya disebabkan
kepentingan diri sendiri seperti itu tidak mudah untuk diketahui juga ideologi
tidak selalu stabil, sebaliknya ideologi cenderung berubah sebagai reaksi
terhadap keadaan yang berubah, kadang-kadang sedemikian pelan sehingga tak
disadari.
Suatu ideologi yang tak berubah menghadapi kenyataan yang
berubah, suatu dugaan tak dapat hidup lama, tindakan yang didasarkan pada
ideologi tersebut tak dapat berhasil dalam jangka panjang. Ideologi yang tahan
lama fleksibel dan dapat menyesuaikan diri, yang berarti suatu ideologi yang
tidak baku.
Isme merupakan suatu paham atau pandangan terhadap sebuah ideologi yang telah terbentuk. Isme yang akan dipelajari
merupakan isme yang mendukung gerakan politik, ideologi, doktrin,
kebijaksanaan, sistem ekonomi dan sosial (...). tetapi sering juga isme sebagai
simbol yang mati yang merupakan suatu yang samar-samar. Timbulnya sebenarnya
sangat tergantung pada kekurangan yang semakin besar dari kebanyakan label lama
untuk mewakili sesuatu yang pasti, yang membenarkan kebenaran kuno bahwa tidak
ada ide atau kejadian yang tetap tidak berubah.
Jadi, isme mengharuskan kita untuk tidak berpikir dalam ukuran alternatif
yang besar (...), dan untuk menghargai berbagai ragam pola kelembagaan yang
ada.(Gregory Gossman, 2001 : 44-45)
B. SEJARAH SISTEM EKONOMI KAPITALIS
Secara bahasa,
kapitalisme berasal dari kata capital yang berarti modal, yaitu paham
bersendikan modal. Menurut Werner Sombart (1863-1941), kapitalisme adalah
sistem ekonomi yang dikuasai dan diwarnai oleh peranan modal (kapital) yang
didasarkan pada tiga gagasan utama : usaha untuk memperoleh atau memiliki,
persaingan, dan rasionalitas. (Kamil, Sukron. 2016 : 4)
Pada akhir abad ke 18 Adam Smith telah menerbitkan
bukunya “An inquiry Into the Nature and Causes of Wealth Nation”. Dia
beranggapan bahwa dorongan ekonomi pribadi dari individu itulah yang menjadi
penggerak kehidupan perekonomian, dan yang menentukan jalannya perekonomian
bangsa mana pun, tanpa harus diperhatikan atau dipedulikan sama sekali faktor sosial yang manapun. (Sulaiman, Thahir. 1985 :
37)
Kelahiran buku ini dilatari oleh sistem ekonomi
Merkantilisme yang berlaku di Eropa kala itu. Sistem ekonomi Merkantilisme ini
percaya bahwa ekonomi
dunia adalah stagnan dan kekayaannya tetap, sehingga satu bangsa hanya bisa berkembang
dengan mengorbankan bangsa lain. Dalam sistem ekonomi Merkantilisme, yang ditekankan adalah pentingnya sebuah negara
mempunyai persediaan batang emas dalam jumlah yang besar.
Dalam bukunya ini, Smith menolak pandangan bahwa tanah
merupakan sumber utama dari nilai ekonomi. Sebaliknya, Smith menekankan bahwa
yang paling penting dalam ekonomi adalah tenaga kerja, karena peningkatan
produksi terutama dapat dicapai melalui pembagian kerja. Namun, ia mengatakan
kunci dasar kesuksesan adalah memberikan kebebasan ekonomi kepada rakyat. Ia
menyerukan kebebasan alamiah bagi semua orang, yaitu kebebasan untuk melakukan
apa saja yang diinginkan, tanpa campur tangan negara. Ini berarti kebebasan
aliran berpindah tenaga kerja, modal, uang, dan barang.
Ada tiga gagasan inti yang ditulis Smith dalam buku The
Wealth of Nations ini : pertama, kebebasan,
yaitu hak-hak untuk memproduksi dan memperdagangkan produk, tenaga kerja, dan
kapital. Kedua, kepentingan diri sendiri : hak seorang untuk melakukan
usaha sendiri dan membantu kepentingan diri orang lain. Ketiga, persaingan
(hak untuk bersaing) dalam produksi dan perdagangan barang dan jasa. (Kamil,
Sukron. 2016:5)
Sering dianggap bahwa ideologi kapitalisme yang masih muda
adalah “Laissez faire tak ada campur tangan pemerintah dalam kegiatan
ekonomi(...). pertumbuhan kapitalisme, dan terutama industrialisasi oleh
kapitalis juga berarti melahirkan kelas pekerja yang besar di negara yang lebih
maju.(Gregory Grossman, 2001 : 48-49)
Pada sistem ini ,kekayaan benar-benar terpusat pada beberapa gelintir
orang saja. Sementara dalam masyarakat kapitalis terbentanglah jurang yang luas
diantara mayoritas kaum yang merana, terdiri dari kaum buruh yang miskin,
dengan minoritas yang selalu berhasil, terdiri dari orang-orang kaya. Dan
penderitaan kaum buruh yang miskin itu pun semakin terasa, karena pendapatan
yang minim, sedang biaya hidup sangat mahal.
Kaum buruh tertindas di kota-kota industri. Lalu
tersebarlah dikalangan mereka suatu seruan yang membangkitkan perasaan
teraniaya oleh pihak kapitalis, dan membangkitkan jiwa berontak terhadap
tatanan seperti ini. Sementara itu kaum kapitalis sendiri mendesak Negara
mereka untuk membuka pasar dan melakukan peperangan serta penjajahan, demi
melayani tujuan mereka untuk menguasai negara lemah dan menjadi pasar mereka.
Maka timbullah banyak ekonomi (krisis over ataupun onder produksi, krisis
moneter, dan seterusnya) (Sulaiman, Thahir. 1985 : 38)
Dan
akhirnya tergeraklah nurani perbaikan. Maka banyaklah para ahli ekonomi dan
para pembangun masyarakat yang berusaha dengan berbagai cara untuk meninggalkan
kebebasan yang mutlak itu. Mereka menghimbau agar negara kembali ikut campur.
Supaya dibentuk organisasi-organisasi kaum buruh untuk membela nasib mereka.
Bahkan sampai menyerukan pula agar Negara memberi perlindungan sosial,
mengadakan perbaikan nasib kaum buruh dan jaminan sosial bagi kehidupan ekonomi
warga masyarakat.
C. SEJARAH SISTEM EKONOMI SOSIALIS
Secara
bahasa, sosialisme berasal dari kata sosial yang berarti masyarakat, lawan dari
kata individu. Dari arti inilah, tampaknya, sosialisme dikembangkan oleh
penegasannya, Karl Marx (1818-1883). Ia mengembangkan teori baru ekonomi,
sebagai antitesis dari kapitalisme yang pada abad ke-19, saat ia hidup, baru
tumbuh di Eropa. jika teori kapitalisme menekankan hak-hak individu yang
menuntut adanya kebebasan pasar (free fight competition), sosialisme
menekankan hak-hak ekonomi masyarakat atau rakyat (keadilan distribusi
ekonomi), khususnya bagi kaum buruh atau rakyat jelata lainnya sebagai kaum
tertindas.
Marx
adalah seorang penulis yang pintar. Manifesto komunis, yang ditulis bersama
dengan Engels sebelum revolusi 1948 merupakan salah satu dokumen politik yang
besar sepanjang masa. Karyanya yang terbesar adalah Kapital (terdiri atas tiga
jilid, pertama kali diterbitkan dalam tahun 1867, 1885, 1894) yang menyajikan
analisa yang terperinci tentang perkembangan dan bekerjanya perekonomian
kapitalis.(Gregory Grossman, 2001:53)
Arti sosialisme yang sering diucapkan dan ditulis
orang, tetapi tidak pernah ada pembatasan tertentu mengenai artinya. Hal itu
dikarenakan banyak kaum politisi menggunakan kata sosialisme untuk menarik kaum
buruh. Karena dulu mereka berpendapat tekanan dan perlakuan kejam dari
kapitalisme. Padahal kadang-kadang kaum kapitalis itu hanya menipu saja.
Sebagai suatu madzhab atau ide ekonomi, sosialisme
bisa didefinisikan sebagai suatu madzhab yang meniadakan hak kepemilikan
pribadi bagi faktor-faktor produksi. Sosialisme yang melarang siapapun menyuruh
orang lain menjadi buruhnya untuk menghasilkan sesuatu bagi kepentingan dirinya sendiri.
Adapun cara kaum sosialis merealisir cita-cita mereka adalah dengan menyebarluaskan kedengkian
dan kebencian terhadap kelas kapitalis. (…) kemudian berdasar pula kepada
pemanfaatan situasi setempat berupa demokrasi pada partai-partai sebagai batu
loncatan untuk meraih pemerintahan. Dan apabila telah berhasil, maka undang-undang
dan demokrasi pun harus ditnggalkan, kemudian partai sosialis atau komunis
harus menjadi partai satu-satunya. Siapa pun yang mengahalangi politik
komunisme, harus ditumpas, atau disingkirkan (Sulaiman, Thahir. 1985 : 41).
Kaum Marxis kadang-kadang mengatakan, bahwa
kapitalis waktu demi waktu pasti menjadi semakin kaya, sedang kaum buruh
semakin melarat. Karena kaum kapitalis mengeksplotir kaum buruh dan menguasai
mereka, sebagai suatu faktor produksi tersendiri. Jadi pada tangan kaum kapitalislah
pasar kerja, sedang kaum buruh terpaksa harus bekerja untuk mencari kebutuhan-kebutuhan
pokok hidup mereka.
Sesungguhnya ucapan Marx yang mengharuskan adanya
pemecahan secara sosialis, dikarenakan
memusatnya kekayaan dan semakin bertambahnya jumlah kelas buruh dibanding
dengan kelas kapitalis, adalah hal yang tidak dibenarkan oleh fakta-fakta.
Karena kekayaan kini semakin merata, akibat bertambah banyakya kongsi-kongsi
yang menerima saham. (…) sedangkan nasib kaum buruh pun semakin baik, akibat
lahirnya ide-ide baru, pengaturan produksi, perhatian kepada nasib buruh,
terbentunya organisasi-organisasi kaum buruh, dan akibat perlindungan sosial,
turut campurnya Negara dalam perjanjian kerja. Jaminan-jaminan keamanan sosial
dan cara-cara perbaikan hidup lainnya bagi kaum buruh (Sulaiman, Thahir. 1985 :
44).
Sesungguhnya
prinsip Marx terbukti tidak bisa terwujud ketika dipraktekkan, oleh karena itu negara
komunis seperti Rusia sendiri, mulai meninggalkan beberapa dari prinsip Marx,
dengan alasan bahwa negara itu sedang mengalami suatu ronde bertahap. Tapi
nyatanya mereka bukannya semakin menerapkan prinsip prinsip tersebut, malah
semakin menjauhinya. Sebagai contoh : bahwa menghilangkan kelas-kelas, adalah
salah satu prinsip Marxisme. Tetapi prinsip ini pun ternyata tidak bisa
terwujud selain untuk mereka yang porletar saja. Kita lihat dalam masyarakat komunis
sendiri terbentuk kelas-kelas baru. Masing masing kelas punya kedudukan sosial,
ekonomi dan politik tertentu. (Sulaiman, Thahir. 1985 : 44)
Sesungguhnya apabila
kapitalis telah mengorbankan kepentingan umum demi kepentingan dan kebebasan
individu sekalipun dalam praktek kadang kadang menghapuskan kepentingan
individu, khususnya kelas buruh.maka komunisme telah mengorbankan kepentingan
dan kebebasan individu dengan umum. Cuma hasilnya masyarakatpun kemudian
menjadi kehilangan semangat dari warganya. Karena masyarakat tidak lain adalah
kumpulan dari individu-individu.
D. SEJARAH SISTEM EKONOMI ISLAM
Telah kita ketahui bahwa masing-masing dari
kedua sistem Kapitalis dan Sosialis, tidak bisa mewujudkan kebaikan bagi umat
manusia. Bahkan menjerumuskannya ke dalam kegoncangan-kegoncangan ekonomi,
sosial dan politik yang tidak menemui jalan keluar.
Ilmu-ilmu ekonomi
yang ada di barat itu tidak lain hanyalah dugaan belaka, yang kadang-kadang
mengenai sasaran, namun pada umumnya meleset, sebagaimana yang kita saksikan
bersama. Adapun cara islam yang kita percayai ini,adalah ciptaan Allah sendiri.
Maka tidak mungkin kemasukan barang yang tidak benar, baik sebelum atau
sesudahnya ( Sulaiman, Thahir. 1985: 51).
Pada awal pertengahan 1960-an ekonomi islam mulai menarik perhatian para peneliti
yang menekuni ekonomi modern, termasuk sebagian yang mengenyam pendidikan di
berbagai universitas terkemuka di Eropa Barat dan Amerika Utara. Dalam
prosesnya akhirnya lahir karya-karya yang menerapkan teknik analitis modern,
khususnya teknik ekonomi neoklasik, pada isu-isu intinya. Ekonomi islam mulai
memperlihatkan sensitifitas terhadap konsep teoritis dan problem yang berasal dari filsafat ekonomi sekuler
(Munawwir, Imam.2005 : 10)
Teori ekonomi islam
dengan kalimat yang ringkas adalah bahwa antara kepentingan individu dan sosial
itu dari segi fitrahnya ada hubungan rapat, maka diantara keduanya harus ada
keharmonisan dan kerjasama, bukannya persaingan dan pertentangan (Munawwir, Imam.2005
: 38).
Islam adalah agama
yang menghendaki tawazun
(keseimbangan) dalam segala bidang, yakni : keseimbangan antara kepentingan
individu dan orang lain, keseimbangan antara cita cita dan realita,
keseimbangan antara ilmu dengan amal, keseimbangan antara kemakmuran material
dengan kemakmuran spiritual. Karena itu ajaran agama ini memiliki sifat tengah
(tawasuth) (QS.2 : 143) ; yakni tidak
ekstrim kiri yang terjebak dan berpihak kepada komunis atau ekstrim kanan yang
terjebak dan berpihak kepada kapitalis.
BAB III
KESIMPULAN
Suatu ideologi adalah sekumpulan ide,dianut oleh suatu kelompok sosial (misalnya, bangsa
atau kelas), yang merupakan suatu gambaran kenyataan sosial tertentu, dan
membentuk nilai-nilai dan sasaran yang ingin dicapai, atau dipelihara. Dan isme
merupakan paham terhadap sebuah ideologi yang telah terbentuk.
Kapitalisme muncul sebagai akibat dari masyarakat pada zaman Romawi hingga
Renaissans yang hidup dengan bekerja keras yang terjadi pada tahun 1776 dimana
masyarakat hanya mengejar emas untuk suatu negara yang bekerja selama
berjam-jam dengan upah yang minim. Hal tersebut memicu Adam Smith untuk
menuangkan gagasannya mengenai kebebasan, kepentingan diri sendiri, dan
persaingan produksi.
Sehingga Smith berharap dengan kebebasan untuk melakukan kegiatan ekonomi
secara bebas tanpa campur tangan pemerintah akan mengurangi kemiskinan,
kelaparan, dan kematian pada zaman Romawi. Namun, dari gagasan yang
individualisme tersebut, terjadi kesenjangan sosial dimana-mana. Sehingga
muncullah gagasan Karl Marx mengenai ikut campurnya pemerintah dalam
perekonomian dan menggunakan pemerataan untuk mengurangi kesenjangan sosial.
Sistem ekonomi sosialisme juga menimbulkan keserakahan dimana orang kaya
yang memberikan harta kepada yang lebih membutuhkan tidak melakukannya secara
sukarela dan dengan paksaan sehingga mereka merasa terganggu dengan prinsip
tersebut.
Kemudian, pada tahun 1960 sistem ekonomi Islam muncul karena dianggap
memiliki prinsip yang dapat menyejahterakan masyarakat dengan baik. Dimana
dalam sistem ekonomi islam, Sumber Daya yang ada di bumi adalah milik Allah.
Sehingga campur tangan pemerintah hanya untuk mengatur perekonomian suatu
negara dan tidak mengeksplotir seluruh sumber daya yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Grossman,
Gregory. 2001. Sistem-Sistem Ekonomi. Jakarta : PT Bumi Aksara
Kamil,
Sukron.2016. Islam, Kelembagaan, dan Konteks Keindonesiaan Dari Politik
Makro Ekonomi Hingga Realisasi Mikro. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
Munawwir,
Iman.2005. Asas Ekonomi Islam Al Maududi. Surabaya: PT. Bina Ilmu
Sulaiman,
Thahir.1985. Menanggulangi Krisis Ekonomi Secara Islam. Terjemahan oleh
Anshori Sitanggal. Bandung: PT. Al-Ma’arif
Komentar
Posting Komentar