CONTOH PROPOSAL SKRIPSI "Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) , Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Zakat Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Kota Salatiga"
Pengaruh
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) , Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Zakat Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Kota Salatiga
PROPOSAL
SKRIPSI
Di
susun oleh:
Muhamad Abdul Faza
(63020160149)
PRODI S1
EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISALM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA
2019
Pengaruh Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) , Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi
Umum, Dan Dana Alokasi Zakat Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Kota Salatiga
A.
Latar
Belakang
Setiap daerah mempunyai tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Menurut Al-Ghazali, kesejahteraan
manusia terletak pada perlindungan keimanan (din), jiwa (nafs),
keturunan (nasab), akal (aqal), dan kekayaan (mal). Isalam
mengajarkan untuk tidak meninggalkan keturunan dalam keadaan lemah baik secara
ekonomi, agama, ilmu maupun pertahanan.
Salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan
adalah dengan pembangunan ekonomi, yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah bersama dengan segenap lapisan masyarakat untuk
mencapai kehidupan lebih baik. Indeks pembangunan
manusia (IPM)
merupakan salah satu indikator untuk mengetahui pembangunan ekonomi
yang mengukur taraf kualitas fisik dan non fisik penduduk, yaitu kesehatan, tingkat
pendidikan dan indikator ekonomi.
Menurut
Fhino dan Priyo, ketiga unsur tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling
mempengaruhi satu dengan yang lain. Selain juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain seperti ketersediaan kesempatan kerja, yang pada giliranya ditentukan oleh
banyak faktor, terutama prtumbuhan ekonomi, infrastruktur, dan kebijakan
pemerintah.
Rata-rata Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Tenggah
Tahun
2013-2017 yang tertinggi terdapat pada Kota Salatiga sebesar 80,63, sedangkan
yang terendah terdapat pada Kota Pemalang sebesar 63,41. Berdasarkan rata-rata
keseluruhan maka IPM di Provinsi Jawa Tengah masih terletak pada kriteria
menengah dengan presentase 69,89, sehingga diperlukan usaha untuk meingkatkan
pembangunan manusia terutama dibidang pendidikan, kesehatan maupun pendapatan.
untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Wilayah
|
Rata-rata
|
Cilacap
|
67,86
|
Banyumas
|
69,79
|
Purbalingga
|
66,8
|
Banjarnegara
|
64,42
|
Kebumen
|
66,62
|
Purworejo
|
70,45
|
Wonosobo
|
65,71
|
Magelang
|
67,12
|
Boyolali
|
71,34
|
Klaten
|
73,53
|
Sukoharjo
|
74,43
|
Wonogiri
|
67,56
|
Karanganyar
|
74,32
|
Sragen
|
71,08
|
Grobogan
|
68,13
|
Blora
|
66,31
|
Rembang
|
67,99
|
Pati
|
68,22
|
Wilayah
|
Rata-ratarta
|
Kudus
|
72,62
|
Jepara
|
69,96
|
Demak
|
69,52
|
Semarang
|
72,09
|
Temanggung
|
66,9
|
Kendal
|
69,35
|
Batang
|
65,37
|
Pekalongan
|
67,35
|
Pemalang
|
63,41
|
Tegal
|
64,98
|
Brebes
|
63,29
|
Kota Magelang
|
76,49
|
Kota Surakarta
|
80
|
Kota Salatiga
|
80,63
|
Kota Semarang
|
80,27
|
Kota Pekalongan
|
72,43
|
Kota Tegal
|
72,82
|
Sumber:
BPS data diolah
Untuk menjalankan pemerintahan yang diemban
langsung oleh daerah, tentunya akan sangat bertopang dengan pendapatan daerah
itu sendiri. Semakin banyak pendapatan yang dihasilkan oleh daerah, daerah akan
mampu memenuhi dan membiayai keperluan yang diharapkan oleh masyarakat (Christy
dan Adi, 2009). Meningkatnya Pendapatan
Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) memungkinkan adanya peningkatan
kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah hasil dari nilai bersih suatu barang dan
jasa-jasa akhir yang dihasilkan oeleh berbagai kegiatan ekonomi disuatau daerah
dalam satu periode (setahun), semakin tinggi PDRB suatu daerah maka semakin
besar pula potensi sumebr penerimaan tersebut (Darusalim,2015).
Sumber:
BPS data diolah
Dari
garfik diatas menunjukan kecenderungan terus meningkat dari tahun 2014-2018. Dari
pertumbuhan ekonomi dapat dihubungkan yang terus meningkat ikut apakah nantinya
akan berpengaruh juga dengan indek pembangunan manusia di provinsi jawa tengah.
Pendapatan
Asli Derah (PAD) merupkan pengahsilan yang berasal dari daerah sebagi modal
utama untuk membiayai pemrintah dan pembangunan daerah dan merupakan cermin
kemandiran bagi suatu daerah. Sumber pendapatan asli daerah terdiri dari pajak
daerah, retribusi daerah dan perusahaan daerah (Kuncoro,2014). Sumeber
pendapatan asli daerah terbseda dari pajak daerah dan retribusi dareh.
Setiap daerah mempunyai dasar tersendiri
untuk pengenaan pajak dari terribusi daerah tergantung dengan kebijakan dan
peratura daerah setempat. Besarnya presntase pendapatan asli daerah terhadap
total pendapatan daerah. Dari sini penliti ingin mencari tahu semakin tinggi
preentase pendapatan asli daerah apakah akan mempengaruhi Indeks Pembangunan
Manusia (IPM)
zakat semakin berperan menjadi salah satu instrumen dalam
pembangunan manusia, khususnya di Indonesia. Konsep zakat sebagaimana yang
dikatakan (Beik, 2010), pada dasarnya memiliki tiga dimensi pokok, yaitu
dimensi spiritual personal, dimensi sosial, dan dimensi ekonomi. Zakat
merupakan sarana ibadah dan penyucian jiwa seseorang. Dengan berzakat
produktivitas individual akan meningkat, karena zakat mendorong seseorang untuk
memiliki etos kerja yang tinggi. Dalam dimensi ekonomi zakat memiliki dua
konsep utama, yaitu pertumbuhan ekonomi berkeadilan dan mekanisme sharing dalam
perekonomian. Jika dikaji lebih mendalam, ketiga dimensi di atas memiliki
hubungan positif dengan parameter pembangunan manusia yang terdiri atas
kesehatan, pendidikan, dan standar hidup layak.
Berdasarkan uraian
diatas, maka dalam penelitiann ini akan dilihat sejauh mana pengaruh PBRD, PAD,
Belanja Modal Pemerintah Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2017, maka peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian ilmiah dengan judul “Pengaruh Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) , Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi
Umum, Dan Dana Alokasi Zakat Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Kota Salatiga”
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana
Pengaruh Produk Domestik Regional
Bruto Terhadap Indek Pembangunan Manusia di Kota
Salatga?
2.
Bagaimana
Pengaruh Pendapatan Asli
Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kota Salatga?
3.
Bagaimana
Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kota Salatga?
4.
Bagaimana
Pengaruh Dana Alokasi Zakat Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kota
Salatga?
C.
Tujuan
Penelitian dan manfaat Penelitian
1.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah yang diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut
:
a.
Untuk
Mengetahui Pengaruh Produk Domestik Regional
Bruto Terhadap Indek Pembangunan Manusia di Kota Salatga.
b.
Untuk Mengetahui Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Indeks
Pembangunan Manusia di Kota Salatga.
c.
Untuk
Mengetahui Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kota Salatga
d.
Untuk
Mengetahui Pengaruh Dana Alokasi Zakat
Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kota Salatga
2. Manfaat Penelitian
a.
Bagi Penulis
Merupakan suatu pembelajaran yaitu usaha
menganalisis suatu Pengaruh produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan
Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Zakat Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Di Salatiga, sehingga
penulis dapat mempratekan teori yang didapat selama perkuliahan dengan
menganalisa dan memecahkan masalah.
b.
Bagi Pihak
Lain
Diharapkan dapat memberikan pemahaman dan
informasi dalam pengembangan Indek Pembagunan Manusia. Dan sebagai bahan
refrensi peneliti lain, Pengaruh produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Zakat Terhadap
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Salatiga
D.
Landasan
Teori
1.
Indeks Pembangunan
Manusia (IPM)
IPM
dikembangkan oleh Amartya Sen dalam bukunya Development as Freedom. Kebebasan
yang dimaksud oleh Sen adalah masyarakat dapat merasa sejahtera sebagai hasil
dari pembangunan yang tercapai. Indeks ini lebih mengedepankan hal-hal yang
lebih sensitif dan menedetail sehingga dianggap lebih efektif berguna dari pada
hanya sekedar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan.(Sen, A dalam
Nidia Ayu B,2012)
Menurut
UNDP (United Nationas Development Programme), memberikan pengertian
bahwa pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan
bagi manusia. Konsep atau definisi pembangunan manusia tersebut pada dasarnya
mencangkup dimensi pembangunan yang sangat luas. Dalam konsep pembangunan
manusia, pembangunan seharusnya dianalisis serta dapat dipahami dari sudut
manusainya bukan hanya dari pertumbuhan ekonominya. Sebagaimana dikutip dari
UNDP (Human Development Report, 1995).
Indek
pembangunan manusia adalah indeks yang mengukur pencapaian pembangunan sosial
ekonomi suatu daerah atau negara,yang mengkombinasi pencapain dibidang
pendidikan, kesehatan, dan pendapatan rill perkapita yang disesuaikan (BPS,2018).
Indikator
komposit pembangunan manusia adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk
melihat pencapaian pembangunan manusia anatar wilayah dan antar waktu. IPM
meruapakn alat ukur yang dapat menunjukan presentase pencapaian dalam
pembangunan manusia dengan memperhatikan tiga faktor yanitu kelangsunagan
hidup, pengetahuan dan daya beli.(Yunita, Maharany,2012)
IPM
=1/3 (Indeks harapan hidup) + 1/3 (indeks pendidikan) + 1/3 (indeks daya
beli)
Skor
indeks pembangunan manusia ini berkisar anatara 0 dan 1. Semakin mendekatai
angka 1 semakin tinggi nilai IPM-nya dan semakin berkulaitas
2.
Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk
Domestik Bruto (PDRB) adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang
dihasilakan oleh berbagai kegitan ekonomi disuatu daerah dalam periode (Hadi Sasana,2006). PDRB dapat
menggambarkan kemampuan suatu mengelola sumebr daya alam yang dimilikinya. Oleh
karena itu, besarnya PDRB yang dihasilkan oleh masing-masing daerah sangat
tergantung kepada potensi faktor-faktor produksi di daerah tersebut. Adanya
keterbatasan dalam penyediaan faktor-faktor produksi tersebut menyebabkan
besaran PDRB bervariasi antar daerah. Di dalam perekonomian suatu negara,
masing-masing sektor tergantung pada sektor lain, satun dengan yang lain saling
memerlukan baik dari bahan mentah maupun hasil akhirnya. Sektor industri
memerlukan bahan mentah dari sektor pertanian dan pertambangan, hasil sekotor
industri dibutuhkan oleh sektor pertanian dan jasa-jasa.
Penghitungan
PDRB dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu langsung dan tidak
langsung (alokasi).
a.
Metode
Langsung
Cara
perhitungan PDRB dapat diperoleh melalui tiga pendekatan, yaitu pendekatan
produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan, rincian penjelasan
sebagai berikut :
1)
Menurur
Pendekatan Produksi
Produk Domestik
Regional Bruto adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang diperoduksi oleh
suatu kegiatan ekonomi didaerah tersebut dikurangi biaya antar masing-masing
total produksi bruto tiap kegiatan subsektor atau sekotor dalam jangka waktu
tertentu (satu tahun) (BPS, 2012:26). Unit-unit produksi tersebut adalah
penyajianya dikelompokan menjadi 9 sektor atau lapangan usaha yaitu (1)
pertanian; (2) pertambangan dan pengalian, (3) industri pengolahan; (4)
listrik, gas dan air bersih; (5) bangunan; (6) perdagangan, hotel, dan
restoran; (7) pengangkutan dan komunikasi; (8) keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan; dan (9) jasa-jasa.
2)
Menurut
Pendekatan Pengeluaran
Produk Domestik
Regional Bruto adalah perjumlahan semua komponen permintaan akhir.
Komponen-komponen tersebut meliputui (1) pengeluaran konsumsi rumah tangga dan
lembaga swasta yang tidak mencari utang; (2) konsumsi pemerintah; (3)
pembentukan modal tetap domestik bruto; (4) perubahan stok; (5) Ekspor netto.
(BPS, 2012)
3)
Menurut
Pendekatan Pendapatan
Produk domestik
Regional Bruto merupakan jumlah balas jasa yang diterima oelh faktor produksi
yang ikut serta dalam proses produksi dalam suatu wilayah dalam jangka wakru
tertentu. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa
rumah, bunga modal dan keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum dipotong
pajak penghasilan dan pajak lainya. (BPS, 2012).
b.
Metode Tidak
Langsung
Dalam
metode ini PDRB suatu wilayah diperoleh dengan menghitung PDRB wilayah tersebut
melalui alokasi PDRB wilayah yang lebih leuas. Untuk melakukan alokasi PDRB
wilayah ini digunakan beberapa alokasi antara lain. Untuk melakukan alokasi
PDRB wilayah ini digunakan beberapa alokator antara lain : Nilai produksi bruto
atau netto setiap sektor/subsektor pada wilayah yang dialokasika; jumlah produk
fisik; tenaga kerja; penduduk, dan alokator tidak langsung lainya.
3.
Pendapatan
Asli Daerah (PAD)
a.
Pengertian
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan
Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang termasuk
salah satu faktor yang mempengaruhi Belanja Modal. Pendapatan Asli Daerah yang
merupakan pendapatan asli dari daerah yang dapat digali dan digunakan sendiri
sesuai dnegan potensinya masing-masing. (Halim,2008) menerangkan bahwa yang
dimaksud dengan pendapatan asli daerah adalah semua penerimaan daerah yang
berasal dari sumber ekomomi asli daerah.
b.
Klasifikasi
Pendapatan Alsi Daerah
Pendapatan
Alsi Daerah merupakan sumber pendapatan yang digali dari potemsi daerah
masing-masing. Klasifikasi sumber pendapatan asli daerah dikelompokanm menjadi
empat (Halim,2008), yaitu :
1)
Pajak Daerah
Pajak daerah adalah
iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi badan kepala daerah tanpa imbalan
langsung yang seumbang dapat dilaksanakan berdasarkia peraturan
perundang-undsangan yang berlaku membiayai penyelenggraan pemerintah daerah dan
pembangunan daerah. Secara singkat dapat dikatakan bahwa pajak daerah merupakan
pendapat yang diterima oleh daerah yang berasal dari pajak yang dibayarkan oleh
wajib pajak,
2)
Retribusi
Daerah
Dasar hukum yang
mengatur pelaksanaan retribusi daerah sama dengan pajak daeha uaitu
Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang pajak dan retribusi daerah. Retribusi
daerah merupakan pendapatan yang diterima daerah yang berasal dari rettribusi
yang dibayarkan oleh masyarakat.
3)
Hasil
Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang dipisahkan
Hasil pengelolaan
kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang bersal
dari pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Kekayaan daerah yang
dipisahkan adalah kekayaan daerah yang dipisahkan dan penguasaan umum yang
dipertangungjhawabkan anggran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang
dimaksudkan untuk dikuasai dan dipertangungjwabkan secara mandiri oleh daerh.
4)
Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah merupakan penerimaan yang bersal dari lain-lain milik
daerah.
4.
Dana Alokasi Umum
Berdasarkan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004,
Dana Alokasi Umum didefinisikan sebagai sumber pendapatan yang diperoleh dari
pendapatan APBN yang dianggarkan untuk pemerataan alokasi keuangan antardaerah
dalam pendanaan kelengkapan rumah tangga daerahnya. Sesuai dengan UU Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah
bahwa kebutuhan DAU oleh suatu daerah (Propinsi, Kabupaten, dan Kota)
ditentukan dengan menggunakan pendekatan konsep Fiscal Gap, di mana
kebutuhan DAU suatu Daerah ditentukan atas kebutuhan daerah (fiscal needs)
dengan potensi Daerah (fiscal capacity). Dengan pengertian lain, DAU
digunakan untuk menutup celah yang terjadi karena kebutuhan Daerah melebihi
dari potensi penerimaan daerah yang ada.
Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000
tentang Dana Perimbangan. Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang berasal dari
APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk
membiayai kebutuhan pengeluaran pelaksanaan desentralisasi (PP No.55 Tahun
2005).
5.
Definisi
Zakat
Menurut
lughat arti zakat adalah tumbuh (al Numuw) seperti pada zakat Al
Zar’u yang artinya bertambah banyak dan mengandung berkat seperti pada
zaka’ al malu dan suci (Thoharoh) seperti pada nafsan zakiyah dan qod
alflaha man zakkaha (Lahmudin N, 1998:145). Sedangkan menurut istilah zakat
adalah sebagain harta yang telah diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan
kepada orang yang berhak menerimanya sebagaimana yang telah dinyatakan dalam
Al-Qur’an atau juga boleh diartikan dengan kadar tertentu atas harta tertentu
yang diberikan kepada orang-orang tertentu atas dengan lafaz zakat yang juga
digunakan terhadap bagian tertentu yang dikeluarkan dari orang yang telah
dikenai kewajiban untuk mengeluarkan zakat (Malik, 2003)
E.
Penelitian Sebelumnya
Penelitian terkait Pengaruh Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum Daerah dan
Dana Alokasi Zakat Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
Kota Salatiga sebagai berikut :
No
|
Penulis
|
Varabel
|
Keteragan
|
Pengaruh PDRB terhadap Indeks Pembangunan
Manusia (IPM)
|
|||
1
|
Anggita
Ariza (2012)
|
Independent
Pengaruh
Pertumbuhan Ekonomi
Belanja
Modal
Dependent
Indeks Pembangunan Manusia
|
Perumbuhan
Ekonomi dan Belanja Modal berpengaruh (+) positif signifikan terhdap
IPM
|
2
|
Setiawan dan Hakim (2013)
|
Independent
Produk Domestik Bruto
Pajak Penambahan Nilai
Dependent
Indeks Pembangunan Manusia
|
PDB
bepengaruh (+)positif signifikan terhdap IPM dan PPN berpengaruh
(-)negatif signifikan terhadap IPM
|
3
|
Nadia Ayu B
(2012)
|
Independent
Produk Domestik Bruto
Belanja Modal
Rasio Ketergantngan
Dependent
Indeks Pembangunan Manusia
|
PDRB berpengaruh (+)Positif
signifikan terhadap IPM dan Rasio ketergantungan berpengaruh (-) negatif
signifikan terhadap IPM
|
4
|
Mirza Sulistio
(2012)
|
Independent
Kemiskinan
Pertumbuhan Ekonomi
Belanja Modal terhadap
Dependent
Indeks Pembangunan Manusia
|
Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal
Berpengaruh (+)Positif signifikan terhadap IPM dan
Kemiskinan Bepengaruh (-) Negatif
signifikan terhadap IPM d
|
Pengaruh
PAD terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
|
|||
1
|
Putu Gde Mahendra & Igusti
Ketut Agung Ulupui, (2015)
|
Independent
Pendapatan Asli Daerah
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Dependent
Indeks
Pembangunan Manusia
|
Pendapatan Asli Daerah berpengaruh
berpengaruh (+) positif signifikan terhdap IPM
|
2
|
Rahman (2016)
|
Independent
Pengaruh Pendapatan Asli
Daerah
Dependent
Indeks
Pembangunan Manusia
|
Pendapatan Asli Daerah berpengaruh berpengaruh (-) negatif signifikan terhdap IPM
|
Pengaruh
DAU terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
|
|||
1
|
Sarkoro (2016)
|
Independent
Belanja Daerah
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Pendapatan Asli Daerah Dependent
Indeks Pembangunan Manusia
|
Dana Alokasi Umum berpengaruh
(-) negatif signifikan terhdap IPM
|
2
|
Risma Amalia (2016)
|
Independent
Pendapatan Asli Daerah
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Dependent
Indeks Pembangunan Manusia
|
Dana Alokasi Umum berpengaruh
berpengaruh (+) positif signifikan terhdap IPM
|
Pengaruh
Dana Alokasi Zakat terhadap (IPM)
|
|||
1
|
Rina Murtianti & Irfan Sayuqi
Baiq
|
Independent
Zakat
Dependent
Indeks Pembangunan Manusia Tingkat Kemiskinan
|
Zakat Berpengaruh (+) Positif
Signifikan terhadap IPM
|
F.
Hipotesis
Untuk memberikan arah dalam penelitian
ini maka diajukan hipotesis. Hipotesis yang dimaksud adalah suatu pernyataan
yang bersifat sementara tentang adanya suatu hubungan tertentu antara
variabel-variabel yang digunakan. Sifat
sementara pada hipotesis ini berarti bahwa hipotesis dapat diubah. Diganti
dengan hipotesis lain yang lebih tepat. Hal ini dimungkinkan karena hipotesis
yang diperoleh tergantung pada masalah yang diteliti dan konsep yang digunakan.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis
yang akan dikembangkan dan diuji dalam pene;itian ini adalah sebagai berikut :
H1 :Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berpengaruh Positif
Signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
H2 :Pendapatan Asli Daerah (PAD) Berpengaruh Positif Signifikan terhadap
Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
H4 :Dana Alokasi Umum Berpengaruh Positif Signifikan terhadap
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
H5 :Dana Alokasi Zakat
Berpengruh Positif Signifikan Terhadap
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
G.
Metode
Penelitian
1.
Metode
Penlitian
Bentuk penelitian yang digunakan adalah bentuk
penelitian Kuantitaif . penelitin kuantitaif
adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena
serta hubungan-hubunganya.
2.
Sumber
dan Jenis Data
Data dari penelitian ini bersifat
sekunder dan time series
yaitu
tahun 2012-2018 yang diperoleh dari berbagai sumber
seperti data dari BAZNAS Kota Salatiga dan
Badan Pusat Statistik. Selain itu, untuk memberikan
analisis perspektif Islam, literature
diperoleh melalui dokumen-dokumen yang relevan untuk kemudian dikaji sesuai
dengan hasil analisis.
3.
Teknik
Analisis Data
Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pertumbuhan
dan belanja modal terhadap IPM digunakan analisis regresi berganda (Multiple
Regression Analysis) dengan menggunakan program Eviews 9.
Analisis data yang dilakukan dengan
bantuan Metode Regresi Linear Berganda digunakan uji asumsi kelasik yaitu
meliputi uji Normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji
Linieritas dan Uji Heterokesdastisitas. Serta
uji statitik yaitu uji koefisien
Determinsi (R2), uji f-statistik, dan uji t-statistik. Dengan demikian spesifikasi model
menjadi sebagai berikut:
Ket :
Y : IPM
X1 :
PDRB
X2 :
PAD
X4 :
Dana Alokasi Umum
X5 :Dana
Alokasi Zakat
H.
Sistematika
Penulisan
Dalam sistematika penulisan ini
bertujuan untuk mengarag dan memperjelas
secara garis besar dari masing-masing bab secara sistematis supaya tidak
terjadi kesalahan dalam penyusunan. Setiap masing-masing bab menampakan
karakteristik yang berbeda namun dalam satu kesatuan yang tak terpisah. Adapun
sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, dalam bab ini
berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, tujuan pustaka, dan sitematika penelitian.
Bab II Landasan Teori, dalam bab ini
merupakan landasan teori yang membahas mengenai Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Aloksi Zakat dan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM).
Bab III Metode Penelitian, yang terdiri
dari jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
Bab IV Pembahasan hasil peneitian, dalam
bab ini membahas mengenai Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Aloksi Zakat Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Salatiga
Bab V Penutup, dalam bab ini menjelaskan
secara singkat kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian serta memberikan saran mengenai penelitian dan
penutup.
I.
Daftar
Pustaka
Anggita, Ariza,2012,
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia dalam Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, 2012,
Vol 2. No.2 hal 26-45
Amalia, R. (2016). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana
Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Naskah
Publikasi .
Astri, A,S. Nikensari, dan Kuncara.(2013).
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah pada sektor Pendidikan dan Kesehatan
terhadap Indeks Pembangunan Manusia di
Indonesia.Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Vol 1, No.1 hal 77-102
Christy,Fhino Andrea dan Priyo Hari Adi.2009.Hubungan
antara Dana Alokasi Umum,Belanja Modal dan Kualitas Pembangunan Manusia,
dalam The 3rd National Conference UKWMS 2009. [14 Januari 2012,13:13].
Badan Pusat Statistik.2012.Produk
Domestik Reginol Bruto Jateng 2012.
Badan Pusat
Statistik.2018.IPM Jateng 2018.
Beik IS.
2009. Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan: Studi Kasus Dompet
Dhuafa Republika. Jurnal Zakat & Empowering: 2:47-55.
Halim, A.2008.Akuntasi Sektor
Publik: Akuntansi Keuangan Daerah.Jakarta:Salemba Empat
Hadi, Sasana, 2006, Analisis
Dampak Transfer Pemerintah terhadap kinerja fiskal di kab/kota di provinsi
jateng dalam pelaksanaan Desentralisasi Fiskal, Jurnal Ekonomi Pembangunan,
VoL. 7, No.2, Hal 223-242
Kuncoro, M.(2014). Otonom Daerah:
menuju pembangunan daerah. Jakrta: Erlanga
Malik,
M. A. (2003). 1001 Masalah Dan Solusinya. Jakarta: Pustaka Cerdas Zakat.
Mirza,
Denni Sulistio.2012.”Pengaruh Kemiskinan,Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja
Modal terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Tengah tahun 2006-2009”, dalam
Economics Development Analysis Jurnal
1 (1) (2012)
Nadia, Ayu B.(2012). Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Periode
2008-2012. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol 18, No.4 hal 452-469
Putu Gde Mahendra Putra, I. G. (2015). Pendapatan Asli
Daerah, Dana Alokasi Umum,Dana Alokasi Khusus, Untuk Meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana ,1-2.
Rahman. (2016). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) DI Kabupaten Jeneponto (Perspektif
Ekonomi Islam). Skripsi .
Rina Murniati1, Irfan Syauqi Beik.(2014).Pengaruh Zakat Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia dan Tingkat Kemiskinan Mustahik : Studi Kasus Pendayagunaan BAZNAS Kota
Bogor.Jurnal
Al-Muzara’ah, Vol. 2, No. 2 Hlm 135-149
Sarkoro, H. (2016). Pengaruh Belanja Daerah, Dana Alokasi
Umum Dana Alokasi Khusus Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia (Studi Empiris Pada Pemerintahan Provinsi Se-Indonesia Periode
2012-2014. Naskah Publikasi .
Setiawan, M,B. dan A. Hakim.(2013).
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia. Jurnal Economia, Vol 9, No.1 hal
18-26
Winarno, Wing Wahyu,2007. Analisis
Ekonometrika dan Statistik :Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPM
Yunita, Maharany,2012.Pengaruh
Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia terhadap pertumbuhan Ekonomi di
sulawesi selatan. Jurnal : Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Hasanudin, Makasar
Wing, Wahyu Winarno.(2007).Analisis
Ekonometrika dan Statistika : Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Komentar
Posting Komentar